DigitalNews.id - Samarinda - Dunia pendidikan tinggi di Kaltim dalam hal ini Universitas Mulawarman tercoreng dengan adanya keributan dalam Rapat senat terbuka Universitas Mulawarman (UNMUL) dengan agenda penyampaian Visi, Misi dan program Kerja calon Rektor Universitas Mulawarman periode 2018-2022. Selasa, (10/06/18)
Sidang pemilihan Rektor (Pilrek) seharusnya menjadi contoh pendidikan Demokrasi bagi mahasiswa dan bangsa, kini memberikan pembelajaran buruknya dalam berdemokrasi. Demikian diteriakkan oleh puluhan mahasiswa dari Badan Eksekusi Mahasiswa (BEM) Universitas dan gabungan beberapa BEM Fakultas, saat melakukan aksi turun kejalan, didepan Gedung Rektorat UNMUL, saat pemilihan Rektor UNMUL sedang berlangsung, berangsur damai dan pemilihan untuk menentukan tiga calon Rektor sudah dilanjutkan pasca kericurahan.
Baca juga : Marwah Intelektual tercoreng, Pemilihan Rektor Unmul, Ricuh, Sidang Deadlock
Rizaldo Presiden BEM Unmul, dalam orasinya menyebutkan Lima kontestan yang ikut dalam pemilihan Rektor mestinya mempertontonkan sesuatu yang bersifat intellectual “Mestinya mereka bertarung gagasan secara intelek, tetapi hari ini kita melihat semua itu telah dicederai dengan sikap yang tidak intelek,” sebut Rizaldo dalam orasinya.
Dalam aksi kali ini, mahasiswa membawa spanduk bertuliskan seruan dan tuntutan , “Pilrek tidak boleh ada intervensi,” sementara spanduk lain berbunyi “tegakan aturan dan jangan dilanggar”.
Baca juga : Rapat senat pemilihan Rektor Unmul, diwarnai keributan
Tidak lain mahasiswa berharap Pemilihan Rektor tidak dianggap mainan, lebih lagi mereka menuntut agar pihak panitia tetap mengacu pada aturan yang berlaku, untuk melibatkan civitas akdemika.
”Kami melihat bahwa mekanisme dalam Hal penyampaian Visi, misi telah mencederai peraturan yang telah ditetapkan,” ungkapnya lebih lanjut dalam orasinya.
Diluar Masa aksi, Rizaldo yang ditanya media ini mengungkapkan kekecewanya. Pasalnya rapat Senat Terbuka mestinya dilaksanakan secara terbuka, namun dalam penyampaian Visi, misi dan Program kok dilaksanakan secara tertutup. “Pada waktu sidang diskorsing disebutkan selama Dua jam dan akan diinfokan kembali, Saya dan kawan-kawan lain sudah menungu diruangan, tiba-tiba dapat info kalau penyampaian Visi dan misi dilakukan ditempat lain secara tertutup,” imbuhnya Lanjutnya lagi. ”Kami coba bergeser ketempat yang dimaksud, ternyata kami ditolak dan dikasih tau tidak berkepentingan dalam hal ini, padahal kami hadir atas undangan”. Ungkapnya dengan nada kecewa.
Tidak lain panitia melakukan hal tersebut atas pertimbangan untuk meredam kekisruhan yang terjadi, kendatipun mahasiswa masih bertanya-tanya, hingga perhitungan suara selesai, mereka (para mahasiswa) tidak dapat mendengar langsung calon Rektor yang akan memimpin Universitas yang sudah terakreditas A ini menyampaikan Visi misi.(*Red/JR/dr)
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru