Share ke media
Opini Publik

Bebas Stunting dengan Islam Kaffah

05 Nov 2022 08:00:29592 Dibaca
No Photo
Ilustrasi : Makassar, humas.sulselprov.go.id - Januari 2022 : Aksi Stop stanting, KPAI : Bukti Keberpihakan Pemprov. Sulsel Dalam Menyiapkan Generasi Emas ( Inset Photo Penulis : Ita Wahyuni, S.Pd.I - Pemerhati masalah sosial)

Samarinda - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang ikut konsen dalam menekan angka stunting melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan melibatkan Bunda PAUD se Kota Bontang. Bertajuk mewujudkan PAUD Kota Bontang Kualitas, Disdikbud menggelar rapat koordinasi (rakor), pada Rabu 28/10/2022 (Kitamudamedia.com, 26/10/2022).

Sekretaris Disdikbud Bontang sekaligus pembina TK. I (IV/b), Sunarya mengatakan usia dini merupakan usia emas yang penting diperhatikan karena merupakan penentu kehidupan anak. Sehingga perlu peran aktif Bunda PAUD dalam membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Menurut Sunarya masalah stunting bukan sekedar masalah kesehatan dan gizi buruk, namun butuh komitmen semua pihak yang terlibat.

Dalam kesempatan yang sama, Bunda PAUD Kota Bontang, Hapidah perancah menjadi masalah bersama semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Oleh karena itu, keterlibatan semua pihak dalam pencegahan dan penurunan angka stunting sangat diharapkan diantaranya Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana (DPPKB) dan lainnya.

Masalah stunting di Kaltim masih menjadi ancaman serius yang memerlukan penanganan tepat. Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Noryani Sorayalita mengatakan di Kaltim persentase stunting pada tahun 2019 sebesar 28,09 persen dan tahun 2021 sebesar 22,8 persen. Meskipun turun sekitar 3 persen, tetap saja masalah stunting masih mengkhawatirkan bumi yang kaya SDA ini (Suarakaltim.id, 25/07/2022).

Noryani juga menyebutkan ada 4 daerah yakni Kutai Barat (Kubar), Balikpapan, Mahakam Ulu (Mahulu) dan Samarinda yang menyajikan kasus stunting lebih rendah dari rata-rata provinsi. Sedangkan 6 daerah lainnya yakni Kutai Timur (Kutim), Penajam Paser Utara (PPU), Kutai Kartanegara (Kukar), Bontang, Berau dan Paser, persentase kasus stuntingnya di atas rata-rata povinsi.

Kaltim akan menjadi Ibu Kota Negara sehingga perlu melakukan upaya peningkatan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas dalam menghadapi persaingan dan tantangan satunya melalui penurunan angka stunting. Namun, apakah program pemberian makanan tambahan PAUD efektif menekan angka stunting? Faktanya, berbagai upaya yang dilakukan dan beragam program yang digulirkan nyatanya tidak menyelesaikan masalah stunting. Sebab, solusi yang diberikan menyentuh akar masalahnya.

Jika, faktor penyebab stunting bukan hanya karena praktik keluarga pengasuh yang kurang baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses pada makanan bergizi, serta pada air bersih dan sanitasi. Namun, kasus stunting juga berkaitan erat dengan kemiskinan yang menjerat rakyat. Seperti diketahui jumlah penduduk miskin di Kaltim naik menjadi 236,250 orang pada Maret 2022. 

Penulis : Ita Wahyuni, S.Pd.I. (Pemerhati Masalah Sosial)

disclaimer : Tulisan ini merupakan partisipasi individu masyarakat yang ingin menuangkan pokok-pokok fikiran, ide serta gagasan yang sepenuhnya merupakan hak cipta dari yang bersangkutan. Isiredaksi dan narasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.