Samarinda - Pemilihan duta di kalangan pemuda memang bukan hal baru. Sejak 15 tahun silam sudah ada pemilihan duta dengan banyak kategori baik duta pariwisata, duta anti narkoba, duta lingkungan hidup ataupun duta generasi berencana. Sematan duta ini tidak lain membawa pemuda untuk menjadi amplifier dari berbagai program kementerian yang terkait di dalamnya. Hingga kini, kategori pemilihan duta pun semakin beragam.
Salah satunya adalah duta Inspirasi Indonesia yang merupakan sebuah platform sebagai wadah pemberdayaan pemuda – pemudi terpilih dari 37 provinsi di Indonesia yang menghadirkan berbagai program positif kepemudaan tingkat Nasional dan Internasional untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Pemilihan Duta Inspirasi Indonesia merupakan program yang didukung oleh Kemenpora dengan memilih 74 Pemuda Pemudi terbaik perwakilan seluruh provinsi di Nusantara.
Tidak ketinggalan di Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam ajang pemilihan sebagai upaya memaksimalkan Bonus Demografi menuju Indonesia Emas 2045 dan Kemajuan Industri 4.0 itu, mahasiswa asal Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), bernama Andi Sigalingging terpilih sebagai Duta Inspirasi Indonesia Batch 7 mewakili Provinsi Kaltim serta Universitas Mulawarman (UNMUL). https://unmul.ac.id/post/andi-sigalingging—mahasiswa-unmul-yang-jadi-duta-inspirasi-indonesia-1674631174.html
Melihat fakta bahwa para pemuda begitu antusias terlibat dalam program pemilihan duta, sebenarnya meyakinkan kita bahwa potensi pemuda memang begitu besar. Mereka memiliki kepedulian yang tinggi, kepercayaan diri yang cukup, kemampuan yang besar, serta daya kritis dan kreativitas yang bisa dikembangkan. Mereka berani untuk tampil membawa ide dan program yang akan mereka sosialisasikan kepada banyak orang dengan berbagai cara yang kreatif. Ini adalah fakta pemuda.
Hanya saja pemuda dengan status Mahasiswa kerap kali terlena dengan ajang-ajang duta yang berkelindan di antara mereka, termasuk duta inspirasi yang membuat pemuda Islam terlena dengan eksistensi diri sehingga lupa bahwa mahasiswa adalah agen perubahan. Pemuda melihat ajang duta sebagai batu loncatan yang bisa menghasilkan materi dan mendukung karier. Tentu, cara berpikir seperti ini begitu sederhana untuk mahasiswa yang merupakan intelektual muda pemimpin masa depan dunia.
Hanya saja, kita bisa lihat bagaimana kungkungan sistem kehidupan saat ini yang menaungi para pemuda. Sistem kapitalisme dengan asas sekularisme menihilkan peran agama dalam kehidupan. Agama menjadi urusan privat individu dan tidak ada pengaruhnya dalam kehidupan manusia sehingga kita dapati meskipun seseorang atau masyarakat beragama Islam, tetapi tidak memberi pengaruh kepada hidupnya. Islam tidak menjadi aturan dalam hidup termasuk pemuda.
Sistem kapitalisme sekuler membawa mindset para pemuda hanya terbayang nikmat duniawi. Atau mereka hanya tersibukkan dengan aktivitas mencari materi, jauh dari visi hakiki. Apalagi memikirkan hisab akhirat dan nikmat surgawi yang tidak nampak oleh mata dan telinga. Terlalu banyak hal melenakan pada sistem sekuler membawa pemuda pada pemikiran sempit, rusak dan merusak.
Sejatinya, mahasiswa atau pemuda dalam Islam adalah agen perubahan. Yakni perubahan ke arah Islam karena hanya Islam yang membawa kebaikan bagi seluruh alam termasuk kehidupan manusia.
“Sesungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (TQS Ali imron ayat 19)
Syariat Islam akan memberikan kualifikasi terbaik generasi penjaga umat yang terpercaya generasi yang akan berkhidmat pada umat, taat pada syariat, memiliki wawasan politik internasional yang mumpuni, andal dalam strategi, berjiwa lemah lembut, dan kukuh dalam kebenaran.
Generasi seperti ini tidak peduli dengan celaan para pencela, juga tidak silau dengan pujian dan gelar kehormatan semu dari para kuffar penjajah. Generasi inilah yang siap melakukan perubahan total dan fundamental untuk mencabut akar-akar kezaliman. Merekalah para duta Islam yang akan bangkit dengan Islam dan mewujudkan kebangkitan umat dengan Islam.
Namun, agar memiliki arah perjuangan yang sahih, mahasiswa butuh pembinaan Islam ideologis sehingga terwujud kejelasan ideologi Islam pada dirinya. Lalu, para mahasiswa bergerak menuntut penegakan sistem Islam yakni Khilafah, sebagai solusi atas seluruh masalah negara. Inilah fokus perubahan yang harus mahasiswa emban. Fokuslah pada perjuangan Islam, karena solusi masalah umat ada di dalamnya, bukan pada sistem kapitalisme yang rusak dan merusak. Wallahu a’lam bish shawab.
Oleh: Fani Ratu Rahmani (Aktivis Dakwah dan Pendidik)
disclaimer : Tulisan ini merupakan partisipasi individu masyarakat yang ingin menuangkan pokok-pokok fikiran, ide serta gagasan yang sepenuhnya merupakan hak cipta dari yang bersangkutan. Isi redaksi dan narasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru