Share ke media
Pendidikan

Desa Beringin Agung Samboja Dapat Pendampingan Desa Devisa dari LPEI

08 Nov 2023 01:00:50192 Dibaca
No Photo
Kegiatan pendampingan Desa Devisa Halaban Wood Charcoal Kaltim dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank di BPU Desa Beringin Agung, Samboja, Kukar, Selasa (7/11/2023). (istimewa)

Tenggarong – Desa Beringin Agung di Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar) mendapat pendampingan Desa Devisa Halaban Wood Charcoal Kaltim dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank, Selasa (7/11/2023).

Analisis Kebijakan Ahli Madya Kemendesa PDTT Maryani Saswidyanti menjelaskan, LPEI melakukan pendampingan desa bagi para UMKM. Kemudian juga diberikan pelatihan kepada Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) supaya bisa menciptakan suatu produk unggulan ekspor bisa dijual keluar negeri dengan harga lebih tinggi. 

“Tentu kualitas yang dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan,” kata Maryani.

Disampaikan, sebagai mitra pendamping LPEI akan melakukan pembinaan dan pelatihan sehingga produk bisa dijual keluar negeri. LPEI/Indonesia Eximbank ikut berperan dalam menjadikan eksportir Indonesia sebagai pelaku usaha yang disegani ditataran global, karena mampu menghasilkan produk dan jasa ekspor yang berkelas dunia.

“Layanan yang diberikan LPEI adalah memberikan layanan konsultasi bagi para UMKM yang belum pernah mengekspor barangnya keluar negeri. Pihak LPEI akan mendidik dan melatih para UMKM, Koperasi dan Bumdes yang belum mengetahui tentang ekspor,” terang Maryani.

Selain CPNE, LPEI memiliki program unggulan lainnya yaitu Marketing Handholding Program yang merupakan program percepatan ekspor. Dalam rangka membuka akses pasar ekspor bagi produk UKM mitra binaan LPEI dalam bentuk digitalisasi via global marketplace, business matching melalui diaspora dan pameran berskala internasional.

Sedangkan Desa Devisa merupakan program pemberdayaan komunitas petani/pengrajin/koperasi maupun UKM yang memiliki produk unggulan ekspor. Sampai dengan posisi Juni 2022, LPEI memiliki 134 Desa Devisa dengan 9 komoditas unggulan dan telah memberikan pendampingan kepada 12.821 petani/pengrajin.

“Untuk menjadi Desa Devisa kita harus menggali potensi desanya apakah produknya itu memang produk unggulan ekspor dan sarananya cukup memadai untuk dijadikan produk ekspor,” ujarnya.

Di Kaltim sendiri sudah ada 38 desa yang nantinya bisa menjadi Desa Devisa. “Diharapkan dengan adanya pendampingan Desa Devisa ini akan ada membawa manfaat dalam peningkatan kesejahteraan desa-desa disekitar IKN yang bisa menghasilkan produk ekspor yang berkelanjutan,” tutur Maryani. (dn)