Share ke media
Politik

Gabungan TNI Polri Gelar simulasi penanganan pemilu serentak 2019.

19 Sep 2018 11:00:13717 Dibaca
No Photo
Simulasi Pengamanan penangan konflik Pemilu 2019 didepan KPU Kaltim, Selasa (18/09/2018).

SAMARINDA- Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim dikepung demonstran pada, Selasa (18/09/2018). Masa menolak hasil Pemilihan Umum (Pemilu) dan meminta dilaksanknya pemilu ulang. Dalam aksinya masa lalu bertindak anarkis, mereka juga menghentikan setiap pengendara yang melintas, dan tidak segan-segan untuk melukainya. 

Aksi itu merupakan rangkaian simulasi dalam rangka penanganan dan antisipasi konflik jelang Pemilu Serentak 2019 mendatang. Hal ini menjadi gambaran ketika adanya kelompok massa yang tidak puas dengan keputusan KPU, massa yang semakin anarkis lalu melakukan penjarahan pada kelompok pemenang Pemilu. 

Petugas antiteror Brimob Polda Kaltim diturunkan untuk mengamankan jalanya aksi, hingga melumpuhkan seorang terduga pelaku kriminal yang melakukan penjarahan. Kepolisian bertindak sigap dengan menangkap aktor yang menjadi provokator yang membuat keonaran dan polisi juga membubarkan masa dengan menggunakan dua mobil water canon. 

Sedikitnya 1500 personel gabungan dari TNI dan Polri yang diterjunkan untuk melakukan pengamanan, pun ketika pemilu mendatang. Kapolda Kaltim, Irjen Pol Priyo Widiyanto menjelaskan sudah siap menghadapi segala kemungkinan akan terjadi. Namun Ia tetap berharap pemilu serentak nantinya bisa berjalan dengan aman dan damai. “Anggota kepolisian sudah siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi, termasuk menghadapi potensi konflik,” ujar Irjen Pol Priyo. 

Menurutnya kegiatan simulasi akan terus dilakukan tidak hanya di tingkat Polda tetapi juga sampai Polres. Kendati Ia menyebut hal ini hanya langkah antisipasi dengan harapan tidak terjadi seperti dalam agenda simulasi. Pun Ia berpesan pemilu ini tidak menjadi ajang untuk memecah belah, tapi pemilu kali ini kita tunjukan dengan cara yang beradab. 

Sementara itu Ketua KPU Kaltim Muhammad Taufik mengatakan simulasi ini untuk melatih kesigapan aparat kepolisian dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Mamun pihaknya menjamin hal seperti itu tidak akan terjadi. “Ini hanya untuk melatih kesigapan, tapi kita, (Red :KPU Kaltim) akan bertindak profesional dalam melakukan tugas, semaksimal mungkin hal itu tidak akan terjadi,” ucapnya. Kita ada 10 ribu TPS, lanjut Taufik “mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik. Semua pemilih sudah bisa memanfaatkan hak pilihnya,“tuturnya (*Red/JN/dr)