Share ke media
Populer

Ground Breaking Hotel Primebiz dan Aksi Demonstrasi Penolakan

23 May 2018 03:00:28960 Dibaca
No Photo
Suasana demonstrasi penolakkan saat Ground Breaking Hotel Primebiz.

DigitalNews.id - Pembangunan Hotel Syariah Primebiz Plaza Hotel And Resort yang berada tepatnya disamping Mesjid Islamic Center akan mulai dibangun. Pembangunan ditandai dengan Graund Breaking yang dilakukan oleh Pemprov Kaltim bersama Pemkot Samarinda.

Pada saat sambutan, Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak menyebut pembangunan ini merupakan upaya Pemprov Kaltim dalam mencari cara untuk bisa membawa investor masuk, melalui berbagai macam jenis usaha.

Ia juga mengharap dibangunnya hotel bisa meningkatkan ekonomi di Samarinda serta Kaltim.

“Ini tanda bahwa investasi di Kaltim memiliki banyak peminat. Salah satu sektor yang juga diminati pariwisata. Dengan dibangunnya hotel syariah, nantinya bisa menggabungkan antara wisata dengan religi. Otomatis bisa gerakkan ekonomi sekitar,” ucapnya.

Namun, di saat bersamaan sejumlah massa yang menamakan diri Forum Solidaritas Peduli Islamic Center melakukan unjuk rasa peolakan berdirinya hotel yang rencananya memiliki 10 lantai tersebut.

Demo mulai melakukan dilakukan saat Gubernur Awang memyampaikan sambutannya. Dalam orasinya, para pengunjuk rasa menuding pembangunan hotel melanggar syariat.

Selain itu, massa meminta agar Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda memperhatikan surat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Samarinda dan Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) yang melarang pendirian hotel tersebut.

Menyikapi itu, Awang Faroek sebelumnya telah memastikan pembangunan hotel sudah memenuhi syarat.

“Apa yang ditakutkan dari hotel syariah di dekat Islamic Center,” ucapnya. 

Pun, Awang menuturkan dirinya tidak pernah mendapatkan penolakan secara resmi.

“Sudah diundang berkali-kali untuk ikut rapat, tapi tidak hadir. Itu ada aktor intelektualnya, yang tidak suka dengan pembangunan,” sebutnya.

Dalam aksi tersebut, warga membawa selebaran berisi kalimat penolakan, antara lain"Kami Meminta Dibangun Pusat Kajian Islam Bukan Hotel”, “Kami Meminta Bangun Rumah Sakit Islam Bukan Hotel”, dan kata-kata lainnya.

Pun, aksi ini mendapat pengawalan ketat dari sejumlah personel TNI dan Kepolisian.

Terpisah, pihak manajemen hotel Primebiz juga menambahkan bahwa konsep yang diusung 100 persen syariah.

“Kami konsepkan 100 persen hotel syariah. Untuk desainnya, kami sudah mendesign agar ketinggiannya tidak melebihi menara Islamic Center,” kata Herdi Sundjaja, Vice Development Prime Plaza Hotels & Resorts (PPHR).

Sedangkan arsitekturnya, lanjut dia, telah disesuaikan dengan Islamic Center sehingga menjadi kesatuan dengan Islamic Center.

“Untuk contoh syariah, kami pastikan tak ada alkohol, spa dalam hotel Primebiz. Selain itu, kami nantinya akan membangun dua kolam renang, satu untuk perempuan dan satu untuk laki-laki. Jadi, tamu tak perlu khawatir auratnya terlihat untuk lawan jenis,” tambahnya.

Pun, ia anggap ini juga sekaligus menjawab adanya beberapa penolakan dari beberapa pihak yang khawatir jika dibangunnya hotel, bisa berdampak negatif pada Islamic Centre yang berada hanya selemparan batu dari lokasi Hotel Primebiz.

Ditambahkan Vice President Marketing PPHR, Yusak Anshori menjelaskan terkait dibangunnya hotel syariah tersebut.

“Secara keseluruhan, kami memiliki 15 hotel di Indonesia, tersebar di beberapa wikayah, seperti Bali, dan beberapa provinsi lainnya. Di Samarinda kami ingin kembangkan wisata religi. Ini berkembang pesat seperti terjadi di China dan Korea,” ucapnya. (nrsyaian/digitalnews)