IKN Nusantara - KH Miftah Maulana Habiburrahman yang dikenal dengan Gus Miftah, kiyai, dengan gaya dakwah yang unik dan berani. Gus Miftah, Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta.
Metode dakwahnya yang “nyeleneh” acap kali tidak disetujui dengan pendakwah lainnya, bahkan menjadi “musuh” dari beberapa aliran di Indonesia.
Berdakwah di tempat-tempat “maksiat”, seperti lokalisasi prostitusi dan klub malam, mahfum di lakukannya, hingga komunitas kaum marjinal juga disambanginya.
Apa yang dia dapat? Tidak seperti pendakwah lainnya yang berkhotbah di gedung dan rumah mewah, menjadi tamu pejabat dan pengusaha, Gus Miftah memang beda dan unik.
Konsistensi Gus Miftah dalam berdakwah sejak usia 21 tahun, bukan hal yang mudah. Sejak tahun 2000, Gus Miftah aktif berdakwah di lokalisasi prostitusi, menyampaikan ajaran Islam kepada para pekerja seks komersial, beserta pengunjungnya, dan masyarakat sekitar.
Gus Miftah berdakwah tidak untuk mereka yang sudah taat, tetapi mereka yang berbuat dosa besarpun pantas untuk menerima pencerahan dan siapa yang tahu kalau mereka bertobat.
Kalau mau kita survei, Gus Miftah juga mencetak rekor sebagai ustadz yang paling banyak dilukis gambarnya di bodi truk. Tahu sendiri kan para supir truk, mereka memiliki seni yang unik.
Dakwah Gus Miftah tidak dilakukan dengan cara konvensional, seperti pendakwah pada umumnya, melainkan melalui pendekatan yang lebih inklusif.
Guyon, sarkas, dan sindiran tajam adalah gaya bicara Gus Miftah. Body language yang kasar, keras dan angkuh terkesan ketika pertama melihatnya, karena itu gaya yang cocok ditampilkan di tempat-tempat yang tak lazim.
Merenovasi mushola di sarkem (lokalisasi prostitusi), bershalawat di kelab-kelab malam, berdoa dan berdzikir di kampung kumuh adalah rutinitas ibadah yang di lakukannya.
Kalau para pekerja seks ditanya, mereka mengikuti pengajian Gus Miftah di Sarkem setiap bulan, sejak tahun 2015. Ujar mereka, mengikuti pengajian Gus Miftah tidak pernah ada paksaan bahkan anehnya para germo tidak pernah melarang. Germo tidak merasa rugi, aneh kan!!!
Pengajian Gus Miftah di Sarkem selalui dimulai sejak pukul 18.30 WIB dan berakhir pada 21.00 WIB. PSK di Sarkem “tutup warung” demi mengikuti pengajian Gus Miftah.
Gus Miftah sering memberikan mukena, buku panduan salat, Alquran serta makanan kepada PSK yang langsung di bawa sendiri olehnya. Apalagi Teh es dan botol minuman sudah tak terkira di sedekahkan nya.
Mungkin Gus Miftah di takdirkan populer hanya di kalangan penzina, pembunuh, perampok, pencuri, rakyat miskin dan kampung-kampung kumuh yang terbiasa dengan gaya bicara guyon, sarkas dan sindiran yang keras, kasar, tajam dan tidak tedeng aling-aling.
Sedangkan sebagian besar kita senang dengan pendakwah yang bersih, ganteng, necis, mewah, lemah lembut, santun, dan terakhir, menampakkan bersedekah, menolong, menyumbang di depan umum.
Gus Miftah, seribu maafmu kepada pak Sunhaji tidak berarti saat ini, salahmu karena masuk politik, dan kurangnya kehati-hatianmu manakala engkau pernah mengkritik salah satu aliran yang di larang oleh pemerintah.
Gus Miftah anda sasaran tembak dan hari ini terbukti tembakannya tepat menembus hatimu dan membuat dirimu menangis, jauh dari karakter seorang Gus Miftah. Kembali ke dirimu GUS.
IKN, 7 Desember 2024
Muhammad Husni Fahruddin
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru