SAMARINDA | Ibukota Provinsi Kaltim, kota Samarinda siaga banjir, pada hari ini Senin (13/01), pukul 13.20 Wita, kondisi air Waduk benanga ke tinginya mendekati merah, capai 89 cm.
Kondisi ini menempati kondisi tertinggi dari sebelumnya. Bahkan lebih tinggi saat kota Samarinda dilanda banjir besar pada tahun 2019 lalu, tinggi air waduk hanya mencapai 79 cm.
Kepala Satuan Kerja (Satker) Operasi Pemeliharaan (OP) BWS III Wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) Kalpin Nur mengatakan, dalam pantauan dilokasi kondisi air sudah berada pada level siaga.
Hanya saja saat ini sungai Mahakam dalam kondisi surut sehingga tidak menyebabkan banjir besar seperti sebelumnya. Namun begitu, pada sebagian wilayah dikota tepian sudah banjir.
“Kondisi sungai mahakam sedang surut sehingga membantu sedikit tidak terjadi banjir yang begitu besar,”ucapnya saat dikonfirmasi di bendungan benanga Samarinda.
Kalpin menyebutkan penyebab tingginya air di waduk, selain karena curah hujan, diduga karena luapan air dari aktifitas pertambangan dari hulu sungai Mahakam.
“Dari pantauan kita ada dua jenis air, satu sisi air datang kondisi keruh sementara lada bagian lain terlihat jernih,” kata dia.
Hal itu terpantau setelah pihaknya mencoba menelusuri melalu kamera drone.
“kami tadi coba memantau menggunakan drone. Hasilnya asal muasal air yang keruh itu dari sisi ulu danau benanga,” Paparnya
“Saya curiga, karena Kita lihat ada perbedaan antara air hujan dan limbah tambang, tadi kita lihat dari drone. Kita belum bisa mastikan cuman curiga” kata Kalpin.
(Jr)
Masukkan alamat email untukmendapatkan informasi terbaru