Share ke media
Populer

Indonesia Kini ....

26 May 2019 03:00:121066 Dibaca
No Photo

Indonesia kini, dekadensi toleransi dan penuh sesak dengan label identitas.

Indonesia kini, aku adalah kebenaran, identitas kesukuan menjelma menjadi putra daerah, identitas agama merasuki kebenaran hanya untuk satu agama dan identitas ras menonjolkan satu ras lebih baik dari ras lainnya.

Indonesia kini, putra daerah merasa paling memiliki daerah dan non putra daerah merasa menumpang di daerah.

Indonesia kini, Muslim khawatir tinggal di daerah mayoritas non muslim dan non muslim merasa kerdil di daerah yang dominan Muslim.

Indonesia kini, yang Muslim merasa paling benar dan yang Non Muslim merasa tidak pernah salah.

Indonesia kini, Kiai dijadikan santri, santri dijadikan ulama dan yang tak pernah nyantri jadi asatidz dan asatidzah.

Indonesia kini, pilihan politik laksana harga diri dan harga diri di beli dengan murah oleh para elit politik.

Indonesia kini, panglima jadi prajurit, prajurit jadi Jendral, purnawirawan jadi panglima dan sipil menjadi prajurit.

Indonesia kini, pembenaran jadi kebenaran, kebenaran jadi kecurangan, kecurangan jadi keadilan dan keadilan jadi pembohongan.

Indonesia kini, pendukung Jokowi mencaci pendukung prabowo dan pendukung Prabowo memaki pendukung Jokowi.

Indonesia kini, terdiri dari pulau-pulau pendukung Jokowi dan pulau-pulau pembela Prabowo.

Indonesia kini, ada Islam “Takbir”, ada Islam “Nusantara” dan ada Islam “tanah arab”.

Indonesia kini, anti Cina dan anti komunis, tapi mulai pro Rusia dan Amerika yang liberalis, sosialis dan komunis.

Indonesia kini, pilgub DKI telah usai, tapi perang kubu Ahok dan Anis tidak pernah selesai.

Indonesia kini, Pilpres telah final, tapi kebencian terhadap Jokowi dan Prabowo tak pernah usai.

Indonesia kini, diremehkan bangsa sendiri dan dibanggakan bangsa lain.

Indonesia kini, akankah menyusul Uni Soviet yang kini tersisa menjadi Rusia, atau mengikuti perang saudara di Suriah.

Indonesia kini, akankah berubah menjadi Jong-Jong kedaerahan, kerajaan dan kesultanan sebelum komitmen persatuan, kesatuan dan kemerdekaan di kumandangkan.

Youth Institute  (M Husni Fahruddin Al Ayub)