Share ke media
Opini Publik

ISLAM MENCEGAH DAN MENGATASI HIV/AIDS DAN L9BT

01 Dec 2022 08:00:13439 Dibaca
No Photo
gambar ilustrasi : Islam Mencegah Dan Menindak tegas LGBT - trenopini.com - 19 Mei 2022

Samarinda - Sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan melakukan edukasi terkait pencegahan dan bahaya penyakit Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di kalangan pelajar, tepatnya dilaksanakan di SMA Negeri 5 Balikpapan pada Selasa (22/11).

Berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Kalimantan Timur, hingga tahun 2019 jumlah pengidap HIV/AIDS di Kaltim mencapai 7.286 orang dengan latar belakang yang beragam, termasuk golongan pelajar. Melihat perkembangan kasus HIV/AIDS yang cukup tajam, Pertamina mengambil langkah untuk turut menjaga generasi muda dari bahaya HIV/AIDS melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi di SMAN 5 Balikpapan pada Selasa (22/11).

Edukasi dilakukan melalui sosialisasi yang disampaikan oleh tim medical Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan. Selain memberikan edukasi, diharapkan dengan kampanye penanggulangan penyakit HIV/AIDS dapat menekan risiko penularan penyakit menular ini. “Kami berusaha sedini mungkin memberikan edukasi dari golongan remaja dan pelajar, agar mereka bisa mawas diri dan memiliki pengetahuan yang cukup sehingga terhindar dari bahaya penyakit ini,” tutup Arya. (https://news.prokal.co/read/news/12587-pertamina-beri-edukasi-di-kalangan-pelajar-risiko-terkena-hivaids.html)

Adanya edukasi HIV/AIDS pada kalangan pelajar, yang merupakan generasi muda yang akan menjadi pemimpin masa depan umat,tidak boleh dicampuri dengan pemahaman liberalisme yang merusak. Mengapa demikian?


HIV/AIDS dan L9BT Merajalela, Buah dari Liberalisasi Kehidupan Generasi Muda


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis, pada 2020, sebanyak 37,7 juta orang mengidap HIV dan 680.000 orang meninggal akibat HIV/AIDS. Angkanya yang terus naik mengkhawatirkan banyak pihak. Penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga daya tubuh akan makin melemah dan rentan terserang berbagai penyakit. (Kompas, 2021).


Indonesia termasuk negara dengan kasus tinggi HIV/AIDS, bahkan tertinggi di Asia Tenggara. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan, hingga Juni 2022, total pengidap HIV yang tersebar di seluruh provinsi mencapai 519.158 orang. Provinsi tertinggi adalah Jakarta dengan angka nyaris 100 ribu, disusul Jawa timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan urutan ke-5 adalah Papua. (CNN Indonesia, 01/09/2022)


Perlu diketahui, Indonesia termasuk 10 besar dengan jumlah PSK terbanyak di dunia. Makin tingginya jumlah PSK dipicu oleh perekonomian yang terus memburuk. Selain itu, faktor banyaknya penutupan lokalisasi menjadikan transaksi berpindah menjadi daring yang makin tidak terkendali.


Mirisnya, banyak kasus siswa SMP dan SMA, bahkan SD, yang menjajakan diri hanya untuk mendapat uang jajan! Terpuruknya kondisi perekonomian keluarga dan minimnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas daring anak menjadikan para remaja makin mudah terjerat kasus prostitusi. Jadilah kini, remaja berusia 15—19 tahun menjadi kelompok yang terbanyak mengidap HIV/ADIS, yakni 741 orang.


Apalagi fenomena eljibiti yang kian menyeruak, juga makin jadi perhatian. Di beberapa kota besar, seperti Jakarta, Karawang, Gresik, dll., lelaki seks lelaki (LSL) menjadi penyumbang tertinggi tertularnya HIV/AIDS. UNAIDS, badan organisasi naungan PBB yang khusus menangani masalah yang berkaitan dengan HIV/AIDS, menyatakan bahwa peningkatan risiko tertular HIV terbesar adalah kelompok LSL (22 kali) dan transgender (12 kali).


Sebenarnya HIV/AIDS dan Elgibi adalah buah dari liberalisasi kehidupan generasi muda saat ini bahkan seluruh masyarakat di dunia.


Liberalisasi, Semakin Masif Menyerang Generasi Muda


Liberalisme adalah sumber bencana yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada kehidupan khususnya generasi muda. Liberalisme berasal dari bahasa Latin “Libertas” dan dalam bahasa Inggris “Liberty” yang berarti kebebasan. Paham liberalisme lahir dari akidah sekuler (pemisahan agama dari kehidupan). Paham ini mengagungkan kebebasan individu dalam bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama, termasuk kebebasan sebagai warga negara.


Atas nama kebebasan berkedok moderasi beragama , mereka mengejar kebahagiaan semu yang bersifat materi / jasmani. Akibatnya, anak – anak muda bangsa ini melakukan perbuatan-perbuatan yang melampaui batas bahkan tidak sedikit menjurus pada penistaan agama. 


Demokrasi Kapitalisme telah melahirkan empat macam kebebasan, yaitu kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan berperilaku dan kebebasan kepemilikan. Empat macam kebebasan ini membuat umat Islam di negeri ini makin banyak yang melakukan maksiat dengan terang-terangan. Dengan dalih kebebasan tersebut semakin banyak umat Islam yang berperilaku seperti halnya orang kafir, termasuk menjadi pelaku L68T.


Kondisi ini diperparah oleh sistem kapitalisme demokrasi yang diterapkan oleh negara. Negara berfungsi menjaga kebebasan individu. Atas nama kebebasan, pornografi dan pornoaksi tumbuh subur. Bisnis pornografi pun semakin meraja-lela dalam dunia digital. Negara tak mampu menghentikan nya. Bahkan perangkat hukum dan undang-undang tak mampu menjerat pelakunya ketika suka sama suka. Jika ada perkara yang diadukan, sistem sanksi negara sekuler tak mampu membuat efek jera. Undang-undang reproduksi kesehatan , program seks edukasi pun tak mampu menekan angka aborsi , bahkan angka aborsi makin meningkat. Kaum sodom yang terbukti menimbulkan persoalan dan dilaknat Allah SWT pun di negara demokrasi ini justru diberi panggung.


Generasi muda digiring untuk bersikap sekuler dan moderat. Agama hanya dijadikan urusan spiritual ibadah semata tanpa memiliki hak untuk mengatur manusia dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Walhasil hawa nafsulah yang menguasai pikiran dan perbuatan. Selagi membawa kesenangan, kemanfataan materi maka akan dilakukan meski itu melanggar ketentuan agama dan menghancurkan generasi.


Sedangkan Liberalisme tidak akan pernah bisa menyelesaikan problematika manusia karena tidak berkesesuaian dengan fitrah manusia. Manusia adalah makhluk yang lemah sehingga tidak layak membuat aturan hidupnya. Aturan Sistem kapitalis-liberal bersumber dari akal manusia yang sangat terbatas dan kepuasan materi yang menjadi tolok ukurnya.


Jumlah populasi Gen Z ditambah milenial umat Islam adalah sebanyak 1,4 miliar jiwa. Jumlah ini tentu tidaklah sedikit. Barat sangat paham betapa generasi muda muslim masih menyimpan potensi atau kekuatan luar biasa jika mereka menjadikan Islam sebagai way of life.


Islam Mencegah dan Mengatasi HIV/AIDS dan L9BT


Promosi gaya hidup L9BT di dunia Islam adalah bagian dari penjajahan budaya (tsaqafah) yang harus dilawan dengan perang pemikiran, juga dengan perjuangan politik, yakni memenangkan Islam dari dominasi nilai dan aturan kapitalisme yang mengusung ide kebebasan (liberal).


Di tengah gempuran budaya liberal, para pemuda muslim harus menguatkan identitasnya. Para pemuda muslim harus speak up and fight back! Ini adalah bagian dari menguatkan identitas sebagai seorang muslim. Tentu saja, untuk bisa bersuara dan melawan, butuh kekuatan kepribadian (syakhsiah) Islam.


Memilih menjadi muslim adalah kemuliaan karena Islam adalah agama sempurna dan diridai Allah Swt., Rabb alam semesta. Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS Ali Imran: 19).


Manakala seseorang mencari agama selain Islam, tidak diterima amalannya di sisi Allah Taala dan di akhirat kelak ia termasuk orang-orang yang merugi.


Allah Swt. berfirman, “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Ali Imran: 85).


Oleh karena itu, seorang muslim wajib untuk tidak mengambil nilai, konsep, dan aturan di luar Islam. Gaya hidup L9BT tidak bisa diterima oleh Islam dan bertentangan dengan syariat.


Terkait L9BT, secara khusus Allah Swt. berfirman, “Dan Luth ketika berkata kepada kaumnya: mengapa kalian mengerjakan perbuatan fahisyah (keji) yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kalian. Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwat, bukan kepada wanita; malah kalian ini kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan, ‘Usirlah mereka dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri.’ Kemudian Kami selamatkan ia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya, ia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” (QS Al-A’raf: 80—84).


Islam mengharamkan perilaku L687. Haram hukumnya berpegang pada konsep HAM yang mengantarkan kepada pembiaran bahkan menyebarkannya secara masif. Apalagi ketika secara nyata tampak jelas bahaya besar dari perilaku L687.


Besarnya hubungan antara L687 dan peningkatan kasus infeksi HIV/AIDS (bahkan hingga 20 kali lipat), serta terputusnya pelestarian generasi sudah sangat masuk akal untuk menolak perilaku menyimpang ini.


Bagi seorang muslim, cukuplah keimanan kepada Allah mengantarkannya pada ketaatan total kepada-Nya, dan yakin larangan Allah ini membawa kebaikan untuk umat manusia.


Ketika Islam menetapkan sesuatu sebagai satu keharaman, Islam tidak hanya memiliki langkah untuk mengatasi problem besar ini, tetapi juga memiliki tuntunan untuk mencegah munculnya orientasi seksual menyimpang ini.


Penerapan Islam kafah dalam kehidupan akan mampu menghilangkan kemaksiatan ini dalam kehidupan manusia. Tegaknya Khilafah Islamiah dapat menjadi benteng kokoh yang menghalangi penyebaran perilaku sesat ini, secara politik.


Kekuatan global di balik masifnya kampanye L687 tentu harus dihadapi dengan kekuatan besar umat Islam yang hanya akan terwujud nyata dengan keberadaan Khilafah Islamiah. Wallahualam.


Oleh : Dra.Sri Wahyuni Abdul Muin


Disclaimer : Tulisan ini merupakan partisipasi individu masyarakat yang ingin menuangkan pokok-pokok pikiran, ide serta gagasan yang sepenuhnya merupakan hak cipta dari yang bersangkutan. Isiredaksi dan narasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. 



  

Berita Terkait