DigitalNews.id - Berbicara mengenai objek tujuan (destinasi) wisata, Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki potensi yang luar biasa di dunia untuk setiap sektornya. terbukti, pada tahun 2017 lalu, wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kaltim mencapai hampir 60 ribu orang, ditambah wisatawan lokal (domestik) sekira 4,5 juta orang.
Jumlah capaian tersebut sungguh jauh melebihi ekspektasi Pemda Kaltim. Berkaca dari hal tersebut, seharusnya pemerintah dan juga masyarakat bersikap optimis, bahwa Sektor Kepariwisataan kita sesungguhnya mampu menopang ekonomi Kaltim.
Baca Juga : Bersinergi Membangun Wisata Kaltim di Focus Group Discussion Bersama AnNur
Ketua Biro Organisasi DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kaltim, Awang Muhammad Jumri menuturkan bahwa Kaltim memiliki segudang destinasi wisata. Kebanyakan, menurut dia, destinasi di Kaltim memiliki karakter yang khas dan tidak ditemukan didaerah lain di Indonesia yang telah maju sektor kepariwisataannya. “Kita memang memiliki karakter destinasi yang lain daripada yang lain. Misal, untuk mencapai tempat wisata yang ada di Kaltim itu perlu ditempuh dengan waktu berjam-jam untuk sampai ke destinasi wisata, berbeda dengan Bali,” ungkapnya saat Diskusi Wisata di Hotel Selyca, Senin, 11 Juni 2018.
Wakil Ketua Bidang Pariwisata AMPG Kaltim ini juga menambahkan hanya butuh keyakinan untuk memajukan sektor kepariwisataan. Buktinya, lanjutnya, jumlah wisman yang datang ke Kaltim dari tahun ke tahun selalu cenderung meningkat. “Kita ini memiliki karakter wisata yang berbeda dengan Bali dan tempat lain. Jadi jangan pesimis,” tandasnya.
Ia menjelaskan, Kaltim memiliki Orang utan yang hanya dapat ditemukan di Kalimantan dan Sumatra. Kaltim juga memiliki Pesut yang hanya ada di 3 negara, yakni, Sungai Mekong (Vietnam), Sungai Amazon (Brazil) dan Sungai Mahakam (Indonesia). Belum lagi, Kaltim punya Beruang Madu dan banyak lagi destinasi yang lain, yang hanya bisa didapat di Indonesia khususnya Kaltim.
”Belum lagi, setiap kabupaten Kota kita memiliki destinasi wisata masing-masing yang juga cukup menjual,” katanya.
Jumri yang rutin mempromosikan wisata Kaltim ini menyebutkan, 3 (tiga) besar jumlah wisman yang datang ke Kaltim didominasi dari Jerman, Belanda dan Selandia Baru. “Kebanyakan dari mereka datang untuk melihat Orang utan kita yang ada di Kampung Kabo, Sangatta. Belum lagi Austria, Spanyol dan Inggris. Memang yang ke Kaltim ini kebanyakan dari Eropa, dimana wisman Asia biasanya tertarik untuk ke Bali,” ungkapnya.
Demi menmbangun kepariwisataan di Kaltim, pemerintah dan masyarakat perlu bersama-sama menghidupkannya. Kendala utamanya ialah, infrasturktur meliputi akses, akomodasi di destinasi dan yang terpenting masyarakatnya belum sadar wisata. “Menurut saya, tidak ada kendala yang berarti untuk memajukan destinasi wisata kita. Hanya perlu persiapan di berbagai sektornya saja,” tutupnya. (*NRS/dr)
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru