Share ke media
Opini Publik

KDRT Meningkat, Apa Solusinya?

16 Dec 2023 01:54:13473 Dibaca
No Photo
Ilustrasi Gambar : radarkotanews.com - Menanti Solusi Pasti KDRT, Tak Cukup dengan Aplikasi - 7 Februari 2023

Samarinda - Belakangan ini, KDRT menjadi salah satu topik yang kembali hangat diperbincangkan. Penyebabnya adalah adanya tindakan KDRT yang terjadi di Jakarta Selatan dimana seorang suami tega membakar istrinya karena cemburu. Demikian pula pengakuan seorang ayah di Jagakarsa yang membunuh keempat anaknya. Kedua kasus tersebut adalah bagian  potret buram kehidupan sekuler kapitalisme yang menunjukkan lemahnya pengelolaan emosi dan daya tahan individu dalam menghadapi beratnya kehidupan. Bila keimanan tak lagi dijadikan sandaran maka manusia bisa berlaku apa saja untuk memuaskan nafsunya.

Jika berbicara tentang KDRT,  salah satu yang paling getol membahas hal tersebut adalah kaum feminis dengan ide kesetaraan gendernya. Mereka memandang bahwa akar masalah KDRT adalah ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan. Kaum perempuan dianggap sebagai pihak yang lemah sehingga mudah menjadi korban kekerasan kaum laki-laki. Oleh karena itu,  ide yang selalu diusung kaum feminis sebagai solusi adalah ide kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

Mengingat KDRT menjadi salah satu masalah besar yang menimpa masyarakat, berbagai upaya telah coba dilakukan. Pemerintah telah mengeluarkan aturan mengenai KDRT yakni UU 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT). Undang-undang ini memuat aturan larangan, hingga sanksi pidana bagi tindak pidana KDRT. (Detik.com, 30/09/2022). Ada juga program Pengarusutamaan Gender (PUG), Pemberdayaan Ekonomi Perempuan (PEP), peningkatan usia perkawinan, dan lain-lain. Namun sampai saat ini masalah KDRT masih menjadi PR besar yang belum terselesaikan. Diperlukan adanya analisis mendalam terkait penyebab timbulnya KDRT sehingga bisa didapatkan solusi yang tepat. 

Akar masalah KDRT

Sejatinya, pemicu utama tindak KDRT adalah akibat dari penerapan sistem sekuler. Mengapa? Pasalnya sistem kehidupan sekuler saat ini, yakni memisahkan agama dari aspek kehidupan dan menjunjung tinggi kebebasan, menjadi pemantik tindak kekerasan dalam rumahtangga.

Dalam sistem sekuler kapitalisme, umat tak lagi melihat gambaran kehidupan Islam yang sebenarnya. Aturan Islam dengan pedoman Al-Qur’an dan hadis banyak diabaikan. Manusia lebih banyak menjadikan cara berpikir sekuler kapitalis sebagai acuan dalam mengatasi masalah kehidupan. Padahal, sistem ini sampai kapan pun tak akan mampu memberikan solusi terbaik di tengah umat. Hasilnya sudah terlihat, tatanan moral di masyarakat semakin kacau dan tindakan sadis semakin mewarnai dalam setiap penyelesaian masalah. Fondasi keluarga rapuh lebih disebabkan oleh pandangan hidup sekuler yang melingkupi masyarakat saat ini. Hal ini terlihat dari gaya hidup, pendidikan, pola pengasuhan dan pengambilan solusi persoalan keluarga yang dominan mengacu pada standar materialistik

 Akibatnya, suami dan istri tidak faham  hak dan kewajiban, serta peran dalam keluarga, akibatnya hubungan suami istri tidak harmonis dan gampang goyah. Belum lagi sistem ekonomi  kapitalis menjadikan kemiskinan menjadi  hal lazim adanya. Hal-hal tadi bisa jadi menyulut pertengkaran yang selanjutnya jadi pemicu tindakan KDRT. 

Islam mencegah KDRT

Perlu kita sadari bersama bahwa sesungguhnya satu-satunya solusi untuk memecahkan setiap masalah kehidupan adalah kembali kepada aturan Sang Pencipta. Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan kepada kita seperangkat aturan kehidupan yang paripurna melalui tauladan Rasulullah SAW termasuk dalam penyelesaian masalah  KDRT. Aturan tersebut antara lain mencakup aturan dalam rumah tangga, aturan dalam kehidupan sosial, aturan ekonomi, dan lainnya. 

Islam menetapkan bahwa kehidupan rumah tangga adalah kehidupan persahabatan yang dapat memberikan kedamaian dan ketentraman satu sama lain. Oleh karena itu,  Islam telah mengatur dengan jelas hak dan kewajiban suami dan istri. Islam juga telah memerintahkan pergaulan yang makruf antara suami dan istri. Islam memerintahkan seorang istri taat pada suami, suami pun diperintahkan untuk berlaku lemah lembut pada istrinya, termasuk saat ia menginginkan istrinya. 

Selanjutnya, Islam menetapkan kepemimpinan suami atas istri dalam rumah tangga dalam pengaturan dan pemeliharaan urusan-urusan rumah tangga, termasuk dalam membimbing dan mendidik istri agar senantiasa taat pada Allah SWT. Ketika seorang istri nusyuz, seorang boleh memukul istrinya dengan pukulan yang tidak membahayakan (menyakitkan), setelah sebelumnya dinasehati, dan dipisahkan tempat tidurnya. 

Saat terjadi persengketaan yang dapat mengancam ketentraman, Islam mendorong suami istri untuk bersabar, Islam mendorong suami untuk mengurangi berbagai sarana yang dapat mengurangi sikap keras istri karena nusyuz mereka, jika hal tersebut tidak berhasil maka diperintahkan agar ada pihak ketiga (dari keluarga suami istri yang membantu menyelesaikan masalah), dan jika masih belum selesai, maka perceraian bisa menjadi solusi.

Selain adanya seperangkat aturan dalam rumah tangga tersebut, islam juga memiliki aturan kehidupan yang lain yang mendukung keharmonisan keluarga. Islam menutup celah-celah stimulus pembangkit naluri seksual seperti mencegah pornografi, mengatur aturan berpakaian, dan aturan pergaulan laki-laki dan perempuan. 

Dalam bidang ekonomi pun, Islam memiliki seperangkat aturan sehingga bisa tercipta kesejahteraan bagi masyarakat. Hanya saja itu semua baru bisa dilakukan jika Islam diterapkan secara sempurna sebagai aturan kehidupan. 

Oleh : JubaidahOleh : Jubaidah