Samarinda - Berlangsungnya peperangan antara Israel dan Palestina yang sudah terjadi satu bulan lebih, tak pelak menyita perhatian seluruh warga negara dunia, termasuk Indonesia. Ramai dukungan dan bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina yang menjadi korban serangan brutal Zionis Israel.
Adanya aksi Bela Palestina yang dilaksanakan di beberapa daerah di ibukota negara dan di beberapa daerah provinsi menunjukkan kepedulian terhadap warga Palestina.
Keprihatinan terhadap kengerian serangan dari Israel menyedot berbagai dukungan dari berbagai kalangan masyarakat. Bentuk dukungan dari masyarakat berupa penggalangan dana pun ramai ditemui di lampu-lampu merah, sekolah-sekolah, majelis taklim dan lain sebagainya.
Para menteri dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat pun tidak ketinggalan untuk menunjukkan simpati mereka terhadap serangan Zionis Israel kepada Palestina yang membabi buta.
Pada rapat paripurna DPRD Kabupaten Paser, salah satunya mereka ramai-ramai mengenakan syal Palestina yang dimaksudkan sebagai bentuk solidaritas dan dukungan atas kemerdekaan Palestina. (PusaranMedia.com/16.11.2023)
Sungguh tragedi yang sangat memilukan yang terjadi di Palestina. Peperangan yang berlangsung puluhan hari telah merenggut korban nyawa yang tak sedikit jumlahnya. Banyak anak-anak yang sejatinya menjadi calon penerus bangsa, justru harus kehilangan nyawa di tangan Zionis Israel. Begitupun dengan perempuan dan lansia yang sejatinya mendapatkan perlindungan, justru sama-sama menjadi korban atas kekejian di dalam peperangan.
Hancurnya bangunan vital seperti rumah sakit dan sekolah menambah kepiluan dari siapapun yang menyaksikan tragedi tersebut. Tak ayal, dukungan demi dukungan dialamatkan kepada Palestina dari berbagai lapisan masyarakat.
Adanya bantuan kemanusiaan berupa makanan, obat-obatan dan pakaian tentu akan meringankan dan menghibur hati masyarakat Palestina yang menjadi korban dari serangan Israel. Namun, dukungan itu belum sepenuhnya menghentikan kesedihan mereka dari kekejaman Zionis Israel.
Bagi kalangan sipil tentu bantuan berupa dana, makanan, pakaian dan obat-obatan serta doa yang dipanjatkan, kemudian turun ke jalan sebagai bentuk simpati adalah hal yang paling bisa dilakukan. Namun, sekelas stakeholder tentu bisa melakukan yang lebih daripada apa yang dilakukan oleh masyarakat sipil.
Para pemangku kebijakan bisa membuat kebijakan yang lebih baik dari sekedar menunjukkan sikap solidaritas memakai atribut Palestina. Para penguasa bisa memerintahkan militernya untuk berangkat ke medan pertempuran untuk membantu rakyat Palestina dari kebrutalan Israel. Penguasa bisa mengirimkan sejumlah persenjataan canggih agar perlawanan antara rakyat Palestina dengan Israel menjadi Apple to Apple.
Dukungan adalah bentuk keberpihakan masyarakat kepada rakyat Palestina. Terlebih muslim yang memiliki ikatan akidah, yang memiliki rasa persaudaraan tentu harus menunjukkan dukungan dan solidaritasnya kepada saudara muslim Palestina. “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, setingkat pemangku jabatan rasanya tidak cukup hanya sekedar menyampaikan dukungan kepada rakyat Palestina dan mengutuk kekejian Israel. Seharusnya, para pemangku kebijakan tidak salah dukung sehingga hanya dirasakan sebagai lip servis belaka. Mestinya para pemangku kebijakan bisa memberikan dukungan secara nyata.
Islam Solusi Tuntas Palestina
Sejak pendudukan Israel pada tahun 1946 hingga secara resmi berdirinya negara Israel pada Tahun 1948 memberikan luka dan kepiluan yang amat mendalam bagi rakyat Palestina. Tentu keinginan untuk bisa hidup bebas tanpa tekanan dan ancaman dari Israel menjadi harapan mereka.
Mereka para orang tua menginginkan anak-anak tumbuh sebagaimana harapan mereka, bisa bersekolah sampai jenjang yang paling tinggi, kemudian menjalani kehidupan yang bahagia.
Namun, harapan-harapan itu terus dipatahkan oleh zionis Israel dengan menumpas mereka. Peperangan di antara Palestina dan Israel mengundang keprihatinan penguasa negeri-negeri muslim sehingga mengajukan opsi kemerdekaan Palestina sebagai solusi atas setiap serangan yang dialamatkan Israel kepada Palestina.
Kemerdekaan Palestina tentu akan disambut gegap gempita oleh seluruh masyarakat dunia yang tahu betul bahwa mereka mengalami kekejian yang luar biasa. Sukacita akan menggelora di hati masyarakat yang mencintai Palestina.
Namun kemerdekaan yang dimaksud bukanlah kemerdekaan semu yang saat ini dijalani oleh berbagai negeri muslim di seluruh dunia. Tidak adanya penjajahan secara fisik bukan berarti suatu negeri tidak mengalami penjajahan secara politik, ekonomi dan budaya. Faktanya negeri-negeri kaum muslimin sedang dijajah oleh sistem kapitalis sekuler yang memaksa penguasa serta penduduknya mengikuti apa yang menjadi arahannya.
Kemerdekaan hakiki adalah kemerdekaan suatu negeri tanpa tekanan dari negara lain. Bebas menentukan sendiri apa yang akan dijalankan oleh penguasanya berdasarkan perintah Allah subhanahu wa ta’ala, bukan mengikuti keinginan negara adikuasa. Ketundukan suatu negeri yang di punggawai oleh Khalifah hanya tunduk kepada perintah Allah dengan mengikuti apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah.
Tidak ada kekhawatiran dan ketakutan atas ancaman internasional karena tidak mengindahkan apa yang diinginkan oleh sang “tuan”. Negara yang penguasa dan rakyatnya hanya menghamba kepada sang pencipta yakni Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Kemerdekaan yang bukan hanya terbebas secara fisik dari penjajahan, tetapi merdeka sepenuhnya dari jeratan faham selain Islam. Keterikatan negara dan rakyatnya kepada hukum syara akan membawa kepada kedamaian hakiki yang diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Jika demikian kondisinya maka rahmat Allah akan turun ke bumi sebagaimana janji-Nya. “Sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi.. ” (Q.S Al-A’raf: 96)
Oleh: Munawaroh S. Pd (Pemerhati Masalah Sosial)
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru