Tenggarong - Transparansi dan
akuntabilitas adalah semangat yang dibawa dalam UU Pendidikan Tinggi Nomor 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Pasal 78 dalam UU Pendidikan Tinggi
menyebut tentang akuntabilitas perguruan tinggi. Salah satu bentuk akuntabilitas
dan transparansi tersebut adalah Perguruan Tinggi (PT) harus melaporkan
kegiatan kampus baik akademik maupun non akademik.
Bila perguruan tinggi transparan
dan akuntabel sudah otomatis penyelenggaran pendidikan menjadi lebih baik dan
bermutu. Namun menurut mahasiswa, semangat transparansi dan akuntabilitas ini
belum sepenuhnya terlihat di Universitas KUTAI KARTANEGARA (UNIKARTA).
Muhammad Fahrizal perwakilan dari Mahasiswa UNIKARTA menuturkan, “mahasiswa tak pernah tahu bahkan diberitahu
soal anggaran penyelenggaraan dan tata kelola pendidikan tinggi di UNIKARTA.”
”Dana yang diperoleh dari uang
SPP dan GEDUNG yang masuk ke UNIKARTA, dana dari hibah atau sumbangan dan
dana-dana lainnya. Tapi kan yang paling banyak uang dari mahasiswa; SPP,”
sebut Fahrizal.
Fahrizal melanjutkan, BEM dan
organisasi kemahasiswaan sudah beberapa kali meminta soal transparansi anggaran
ini. Tapi tak pernah digubris. ”Kita datangi bagian keuangan, administrasi,
perlengkapan, kita datangi mulai dari jajaran universitas sampai fakultas,” Ia
pun menyidir, rumah ibadah lebih transparan ketimbang Unikarta. ”Lebih
cenderung transparan masjid. Sumbangan sukarela saja, diumumkan setiap Jumat,
bahwa ada yang nyumbang sekian-sekian, penggunaan anggaran untuk bangunan
berapa, untuk bayar ceramah berapa.
Kalau di Unikarta kita tidak tahu, berapa buat gaji pokok dosen, kemahasiswaan
dan fasilitas kampus,” tuturnya.
Fahrizal mengusulkan, sebaiknya
informasi soal anggaran itu disampaikan rektorat kepada perwakilan tiap BEM.
”Rektorat mengundang minimal perwakilan BEM untuk mendiskusikan seluruh biaya
yang masuk ke dalam universitas. Mendiskusikan bersama rencana apa saja dan
bagaimana memanfaatkan seluruh sumber dana yang masuk ke kas rektorat. Kemudian
perwakilan BEM itu segera menyampaikan informasi tersebut ke mahasiswa lainnya.
Kalau begini kan mahasiswa tidak akan curiga lagi. Kita tidak sekolot yang
harus pasang di papan mading kok,” ujarnya panjang lebar.(red/AR)
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru