Share ke media
Pendidikan

"MAHASISWA TUNTUT TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS UNIKARTA KUKAR"

11 Feb 2021 06:00:501226 Dibaca
No Photo

Tenggarong - Transparansi dan akuntabilitas adalah semangat yang dibawa dalam UU Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Pasal 78 dalam UU Pendidikan Tinggi menyebut tentang akuntabilitas perguruan tinggi. Salah satu bentuk akuntabilitas dan transparansi tersebut adalah Perguruan Tinggi (PT) harus melaporkan kegiatan kampus baik akademik maupun non akademik.

Bila perguruan tinggi transparan dan akuntabel sudah otomatis penyelenggaran pendidikan menjadi lebih baik dan bermutu. Namun menurut mahasiswa, semangat transparansi dan akuntabilitas ini belum sepenuhnya terlihat di Universitas KUTAI KARTANEGARA (UNIKARTA).

Muhammad Fahrizal perwakilan dari Mahasiswa UNIKARTA menuturkan, “mahasiswa tak pernah tahu bahkan diberitahu soal anggaran penyelenggaraan dan tata kelola pendidikan tinggi di UNIKARTA.”

”Dana yang diperoleh dari uang SPP dan GEDUNG yang masuk ke UNIKARTA, dana dari hibah atau sumbangan dan dana-dana lainnya. Tapi kan yang paling banyak uang dari mahasiswa; SPP,” sebut  Fahrizal.

Fahrizal melanjutkan, BEM dan organisasi kemahasiswaan sudah beberapa kali meminta soal transparansi anggaran ini. Tapi tak pernah digubris. ”Kita datangi bagian keuangan, administrasi, perlengkapan, kita datangi mulai dari jajaran universitas sampai fakultas,” Ia pun menyidir, rumah ibadah lebih transparan ketimbang Unikarta. ”Lebih cenderung transparan masjid. Sumbangan sukarela saja, diumumkan setiap Jumat, bahwa ada yang nyumbang sekian-sekian, penggunaan anggaran untuk bangunan berapa, untuk bayar ceramah  berapa. Kalau di Unikarta kita tidak tahu, berapa buat gaji pokok dosen, kemahasiswaan dan fasilitas kampus,” tuturnya.

Fahrizal mengusulkan, sebaiknya informasi soal anggaran itu disampaikan rektorat kepada perwakilan tiap BEM. ”Rektorat mengundang minimal perwakilan BEM untuk mendiskusikan seluruh biaya yang masuk ke dalam universitas. Mendiskusikan bersama rencana apa saja dan bagaimana memanfaatkan seluruh sumber dana yang masuk ke kas rektorat. Kemudian perwakilan BEM itu segera menyampaikan informasi tersebut ke mahasiswa lainnya. Kalau begini kan mahasiswa tidak akan curiga lagi. Kita tidak sekolot yang harus pasang di papan mading kok,” ujarnya panjang lebar.(red/AR)