Samarinda - Malaria merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Parasit ini menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Malaria ditularkan oleh nyamuk dan dalam perkembangannya, nyamuk memerlukan tempat perindukan. Nyamuk mempunyai empat stadium dalam perkembangannya, yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Stadium larva dan pupa berada di dalam air.
Hingga saat ini penyakit Malaria masih menjadi masalah kesehatan bagi negara Indonesia. Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit ini, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal termasuk kesehatan lingkungan yang belum memenuhi syarat kesehatan, kebersihan individu, persediaan air bersih yang belum memadai. Faktor internal meliputi menurunnya sistem kekebalan tubuh penderita. Populasi yang rentan terjangkit penyakit ini termasuk penduduk miskin, wanita hamil, anak-anak, dan pengungsi.
Kasus penyakit malaria di Kabupaten Kutai Timur tembus 278 kasus positif malaria dan termasuk tertinggi se-Kalimantan Timur. Beberapa penyebab malaria diantaranya adalah Penyebaran malaria di masyarakat juga disebabkan oleh pendatang, para pekerja dari luar daerah yang datang ke Kutai Timur atau pendatang dari daerah tetangga sesama Provinsi Kaltim. (https://kaltim.tribunnews.com/2023/04/17/kutim-zona-kuning-malaria-per-3-april-positif-capai-278-kasus)
Jumlah kasus malaria di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat dan wilayah paling banyak kontribusi kasus malaria berada di wilayah timur khususnya di Papua, Papua Barat, Maluku, dan NTT. Hampir 89% kasus-kasus malaria masih ada di wilayah-wilayah tersebut. Padahal target tahun 2024 Indonesia bisa eliminasi malaria 90%, disampaikan oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu pada konferensi pers Hari Malaria Sedunia secara virtual, Selasa 2 Mei 2023.
Meningkatnya kasus penyakit malaria ini menunjukkan tingkat kesehatan di Indonesia belum tertangani secara serius. Menurut Muninjaya (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan yaitu terdiri dari host, agent, lingkungan dan perilaku manusia.
Di Indonesia, khususnya di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur terdapat faktor yang mengakibatkan peningkatan penyakit malaria, yakni banyaknya pembukaan lahan perkebunan. Pembukaan lahan perkebunan ini memicu pertambahan tenaga kerja dari luar daerah Kutim. Terjadilah penyebaran malaria di masyarakat yang disebabkan oleh pendatang, para pekerja dari luar daerah yang datang ke Kutai Timur atau pendatang dari daerah tetangga sesama Provinsi Kaltim.
Masalah kesehatan dalam kapitalisme terus saja bergantian tak kunjung usai. Berbagai penyakit cepat menyebar, meningkat setiap tahunnya. Proses penanganan baik pasien maupun penyakit itu sendiri lambat dan pastinya memakan biaya yang cukup tinggi. Karena dalam penyelesaian kesehatan umat dalam sistem kapitalisme perlu adanya support dari para pemodal asing.
Islam memiliki sistem yang berbeda ketika dalam penangan kesehatan umat. Tanggung jawab pemimpin negara adalah menyediakan layanan kesehatan dan pengobatan bagi rakyatnya secara gratis. Kesehatan juga dipandang sebagai kebutuhan pokok publik, Muslim maupun non-Muslim. Karena itu, Islam telah meletakkan dinding yang tebal antara kesehatan dan kapitalisasi serta eksploitasi kesehatan. Dalam Islam, negara (Khilafah) bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan semua warga negara. Rasulullah saw. bersabda, “Imam (Khalifah) yang menjadi pemimpin manusia laksana penggembala. Hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap (urusan) rakyatnya.” (HR al-Bukhari).
Upaya kuratif direalisasikan di atas prinsip-prinsip etik kedokteran yang tinggi. Ini menjadi faktor penting agar setiap pasien memperoleh pelayanan penuh, rasa aman, nyaman, dipelihara jiwa dan kehormatannya sebagai sebaik-baiknya makhluk ciptaan Allah SWT. Di antara prinsip etik kedokteran tersebut adalah larangan menggunakan metode pengobatan yang membahayakan akidah, martabat, jiwa dan fisik pasien, izin praktik hanya diberikan kepada dokter yang memiliki kompetensi keilmuan kedokteran dan berakhlak mulia, obat dan bahan obat hanyalah yang halal dan baik saja, larangan menggunakan lambang-lambang yang mengandung unsur kemusyrikan dan kekufuran.
Layanan kesehatan berkualitas dijamin ketersediaannya. Semunya digratiskan oleh negara bagi seluruh warga negara yang membutuhkannya, tanpa membedakan ras, warna kulit, status sosial dan agama, dengan pembiayaan bersumber dari Baitul Mal.
Tingginya kualitas layanan kesehatan gratis yang disediakan negara terlihat dari standar layanan yang diterapkan rumah sakit pemerintah. Tenaga medis yang diterima bertugas di rumah sakit, misalnya, hanyalah yang lulus pendidikan kedokteran dan mampu bekerja penuh untuk dua fungsi rumah sakit yakni menyehatkan pasien berdasarkan tindakan kedokteran yang teruji dan memberikan pendidikan kedokteran bagi calon dokter untuk menjadi para dokter yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan pengobatan pasien.
Demikianlah peradaban Islam dalam menangani permasalahan kesehatan umat. Islam adalah sebaik – baik agama yang akan menuntaskan problematika umat secara kaffah. Allahu a’lam.
Oleh : Rika Okpri Dianasari, S.Tr.Keb (Praktisi Kesehatan Ibu dan Anak)
disclaimer : Tulisan ini merupakan partisipasi individu dari masyarakat yang ingin menuangkan pemikiran, ide dan gagasannya yang hak ciptanya sepenuhnya dimiliki oleh yang bersangkutan. Isi redaksi dan narasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru