Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan. Pun dalam urusan membangun keluarga dan menjalankan fungsinya dari setiap anggota keluarga. Islam memiliki kriteria tertentu untuk mewujudkannya . Lalu bagaimana sebenarnya keluarga dalam Islam dan apa yang menjadi landasan keluarga untuk membangun sesuai koridor syariah ?
Keluarga dalam pandangan Islam, memiliki sebuah arti penting dimana keluarga merupakan bagian dari masyarakat islam dan dalam keluargalah seseorang belajar mengenal islam sejak kecil. Keluarga dalam islam merupakan rumah tangga yang dibangun dari suatu pernikahan seorang pria dan wanita yang dilaksanakan sesuai syariat islam yang memenuhi syarat pernikahan dan rukun nikah yang ada.
Pernikahan juga awal membangun rumah tangga islam dan keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Sebagaimana hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT, mahfumnya :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya, ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Qs.Ar-Ruum : 21)
Keharmonisan dalam keluarga adalah keharmonisan yang sesuai dengan ajaran islam yang menjadi dambaan setiap muslim. Sebuah keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan. Keluarga adalah tempat dimana pondasi nilai-nilai agama diajarkan oleh kedua orangtua kepada anak. Tempat pertama dan utama , seorang anak belajar tentang agamanya. Begitupun fungsi rekreatif dari sebuah keluarga. Mampu memberikan kegembiraan bagi anggota keluarga.
Namun litaskunu atau sakinah sulit terwujud. Rapuhnya keluarga semakin meningkat, bahkan dari tahun ke tahun sebagaimana Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak Juni 2017 (Republika.Com ). Untuk Samarinda, dilansir dari Tribun KaltimTiap hari terjadi kasus perceraian 40 kasus. Istri menuntut cerai karena motif ekonomi. Perselingkuhan,narkoba,kdrt pun jadi pemicunya.
Bagaimana mungkin generasi maju dan berkembang kalau keadaanya sudah rapuh seperti ini? Hilangnya peran ibu sebagai pendidik utama bagi anak, tidak optimal bahkan tergerus karena harus berperan ganda.sebagai pendidik dan pencari nafkah. Hingga kurangnya perhatian mengantarkan pada kenakalan anak(remaja), narkoba,pergaulan bebas.salah pergaulan. Ketahanan keluarga roboh dan generasi hancur.Visi dan misi keluarga samawa tidak terwujud.
Maka, tak ada cara lain. Selain mengembalikan fungsi keluarga muslim yang sesuai dengan Islam. Yang akan mengantarkan pada bangunan keluarga kokoh dan penuh keberkahan. Yaitu Fungsi reproduksi, ekonomi,edukasi,sosial, protektif,rekreatif,afektif, religius. Itulah yang akan mampu menjaga kokohnya sebuah keluarga. Dan untuk mampu mewujudkan kesempurnaannya tentu dengan mengambil Islam secara menyeluruh dan butuh penjaga( penguasa) yang akan mengontrol dan memberi sanksi jika terjadi pelanggaran dari individu-individunya.
Hanya dengan adanya institusi Islam yang akan mampu menjaga iman masyarakat, mewujudkan lingkungan Islami yang akan terwujud keluarga kokoh.* Wallahu’alam bi shawab.(*Red/dr)
Aafiah Lasemi ( Pemerhati Masalah Sosial )
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru