Tenggarong, Kukar - Sekitar dua minggu belakangan ini, masyarakat Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara dihebohkan dengan penyerangan segerombolan orang kedalam rumah Iansyahrechza alias Labok yang sering dikenal sebagai Maharaja Kutai Mulawarman.
Tepatnya, sekitar Selasa siang (05/11/2019), Segerombolan orang berkisar antara 20-30 orang, dengan ciri khas ikat kepala kuning dan lengan tangan diikat dengan kain berwarna kuning, lengkap dengan senjata tajam yang terselip dipinggang, tiba-tiba memasuki pekarangan rumah dan memaksa memasuki rumah dengan merusak pintu masuk bagian kanan.
Rumah tersebut adalah rumah Iansyahrechza yang terletak di Jalan AP Mangkunegara Loa Lepu Tenggarong Seberang, yang saat itu Iansyahrechza sedang berada di Samarinda.
“Motif orang-orang ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki nilai adab dan budaya yang benar, karena sudah memasuki tempat orang tanpa sopan santun”, jelas Iansyahrechza.
ditambahkannya, “saat kejadian tersebut, kami sedang berada di Samarinda karena ada pertemuan dan kejadian ini sudah kami laporkan polisi”, terang Iansyahrechza.
Kejadian yang bersifat kriminal ini tentu saja harus segera ditindak tegas oleh aparat yang berwenang, agar tidak terjadi perbuatan tindak kriminal atas alasan apapun.
“Polisi diharap segera bertindak agar tidak terjadi lagi perilaku yang tidak baik ini karena NKRI ini adalah negara hukum, saya sudah memiliki bukti video dan foto saat perusakan terjadi dirumah saya”, tegas Iansyahrechza.
Masyarakat disekitar lokasi kejadian dan pada umumnya masyarakat Kutai Kartanegara menduga bahwa kejadian ini disebabkan terjadinya perbedaan persepsi tentang Kerajaan Mulawarman yang diklaim Iansyahrechza sebagai Kerajaan yang memang benar ada dan dirinya adalah sebagai Maha Raja dari Kerajaan Mulawarman tersebut.
Ketika digitalnews.id meminta pendapatnya tentang kejadian ini, Sekretaris Jenderal Laskar Kebangkitan Kutai (LKK) Muhammad Husni Fahruddin yang juga seorang advokat ini, meminta kepada masyarakat Kutai agar dapat menahan diri, selesaikan segala persoalan dengan musyawarah kekeluargaan, Kutai terkenal dengan adab, adat dan budayanya, yang melahirkan sopan santun, sebuah perilaku yang harus dikedepankan untuk menyelesaikan semua persoalan.
“Jangan menyelesaikan masalah dengan menabrak hukum, karena siapapun yang melakukan tindak pidana maka akan berhadapan dengan hukum tanpa terkecuali, untuk itu patik (saya) menghimbau kepada Masyarakat Kutai agar mengedepankan musyawarah mufakat, rasa kekeluargaan dan saling meluruskan bila ada yang dirasa salah, demi menjaga rumah besar kita Benua Etam sebagai daerah yang sangat kondusif demi menyongsong sebagai Ibu Kota NKRI”, terang Husni yang akrab disapa Ayub ini. (Red/Rob)
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru