SAMARINDA - Hari ini “Khilafah” telah menjadi magnet dan daya tarik untuk terus diperbincangkan, ditakutkan serta dianggap sebagai ancaman.
Kasus persekusi yang dilakukan oleh tiga oknum anggota DPRD Kota Samarinda dari PDI Perjuangan, terhadap pengendara sepeda motor yang mengenakan kaos dengan #2019GantiPresiden memancing kemarahan, karena dianggap makar oleh mereka, hingga sampai keluar ucapan “Khilafah t*i”.
Menurut Andi Harun selaku ketua DPD Partai Gerindra Kaltim, apa yang dilakukan oknum anggota DPRD tersebut adalah bentuk pelanggaran hukum, dan juga telah melukai perasaan para kader dan simpatisan partai Gerindra, karena ada menyebut-nyebut nama Prabowo dalam tindak persekusi tersebut.
Baca juga : Ratusan Kader Gerindra Kaltim, Penuhi Halaman Dan Ruang Sidang DPRD Kota Samarinda
Begitupun ucapan “Khilafah” yang disematkan pada kotoran sebagai hal bodoh dan hina. Karena sistem Khilafah diakui di beberapa negeri muslim. Sebagaimana dimuat di prokal.com (Kaltim pos group).
Tak kurang dari KH Zaini Na’im, turut bereaksi, dimana ia mengaku telah membahas masalah tersebut di internal MUI Kota Samarinda, dan menyebut bahwa ada dugaan pelecehan agama (Khilafah) yang telah dilakukan oleh Ahmad Vanansda (jpnn.com).
Sangat disesalkan, apa yang mereka lakukan, notabene sebagai seorang muslim, Tentunya harus tahu, bahwa Khilafah adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari Islam dan kehidupan pemeluknya.
Sesungguhnya system ke-Khilafah-an Islamiyah telah masyhur dikalangan para ‘ulama, antara lain menurut Imam an Nawawi (w 676 H). Dalam Syarh Shohih Muslim(12/205) “Dan mereka kaum muslim, sepakat bahwa sesungguhnya wajib bagi kaum muslimin mengangkat Khilafah, dan kewajiban ini ditetapkan dengan syara’ bukan akal”. Bahkan Ibnu Hajar al Haytami al Makki asy Syafi’i (wafat 974 ) dalam kitabnya aa shawaiq al muhriqah juz 1/25 ”Khilafah adalah kewajiban terpenting”.
Model indah yaitu Spanyol (Andalusia), ketika menjadi wilayah bagian dari keKhilafahan Islam. Orang - orang non muslim baik Yahudi, Katholik, Kristen ortodok, semuanya bebas berdagang, menuntut ilmu, harta nyawa mereka dilindungi sepenuhnya oleh syariat Islam.
Spanyol digambarkan oleh Max I Dimont sebagai negeri tiga agama dan satu tempat tidur. Maksudnya, negeri dimana perbedaan agama tidak menghalangi untuk berdampingan dan tidur sama-sama nyenyak dalam naungan satu tempat tidur yaitu Khilafah.
Ini bukti bahwa Khilafah Islam melindungi kemajemukan bangsa dan melindungi berbagai agama. Oleh karenanya Khilafah bukan hal yang harus diantipati, namun hendaknya dipahami dengan rinci agar tidak salah mengerti. *(editor : dr)
Ditulis oleh Kontributor : Aafiah Lasemi, widiastuty@gmail.com
Pemerhati Masalah Sosial.
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru