Share ke media
Pendidikan

Unmul Tuan rumah SNA, Menristek Dikti ingatkan perguruan tinggi harus berinovasi

07 Sep 2018 02:00:47911 Dibaca
No Photo
Tampak Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan (Menristek Dikti) Mohammad Nasir, Rektor Unmul, Prof Masjaya beserta jajaran, dalam acara Simposium Nasional Akuntan (SNA) 2018 pada, Kamis (06/09/18) Di Universitas Mulawarman (Unmul)

SAMARINDA- Ikatan Akuntan Indonesia (IKI) Kompartemen akuntan pendidik mengelar Simposium Nasional Akuntan (SNA) 2018 pada, Kamis (06/09/18) Di Universitas Mulawarman (Unmul). 

Unmul menjadi tuan rumah pada gelaran yang ke 21 dengan tema kegiatan “peran akuntan pendidik dengan semangat Ruhui Rahayu memacu pembangunan ekosistem Indonesia yang Berkelanjutan”

Dalam sambutannya Rektor Unmul Prof Masjaya berharap acara ini bisa menjadi usul untuk kebijakan pembangunan terhadap kerja Gubernur ke depanya. “Saya berharap paper yang disampaikan nantinya bisa menjadi usul buat Gubernur, kami ingin selalu berkiprah bersama pemerintah dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat,” papar Masjaya.

Dengan hadirnya para pakar akuntan, Masjaya juga berharap khususnya Program Studi (Prodi) Akuntansi bisa lebih memajukan akreditasinya. “Saya titip ke ibu dekan khususnya prodi, apalagi banyak pakar akuntan disini, semoga tahun depan bisa naik akreditasinya,” harapnya. 

Dalam pembukaan acara juga hadir Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan (Menristek Dikti) Mohammad Nasir, Hadir juga Asisten 2 provinsi Kaltim, Wakil Gubernur terpilih Hadi Mulyadi. 

Ditemui usai pembukaan, Menristek Dikti Muhamad Nasir memberikan apresiasi atas jalanya budaya akademik di perguruan tinggi. Menurutnya hal semacam ini harus selalu dikembangkan. “senang sekali ini selalu dilakukan secara terus menerus dan kebetulan ini dilakukan di Unmul, dan ini akan memunculkan atmosfir akademik yang lebih baik,” ungkapnya.

Terkait revolusi industri saat ini, dirinya menyarankan baik Rektor, Dekan hingga seluruh pengajar harus inovatif. Menurutnya pembelajaran saat dengan metode vace to vace sudah tidak mampu dalam menyelesaikan masalah. 

Dijelaskannya dalam perubahan ini maka harus ditingkatkan dalam basten laning , “melalui itu harapanya bisa menjangkau mayarakat seluruh Indonesia,” bebernya.  Perguruan tinggi harus berubah, lanjutnya “harus berinovasi, dunia sudah berbalik karena angka partisipasi kasar kita masih 32.3 % sementara negara lain seperti korea selatan sudah 92 % dengan teknlogi informasi,” lanjut Nasir 

Menurutnya indonesia sangat ketinggalan jauh, Dirinya mengingatkan jika hal itu berjalan maksimal maka ditargetkan tahun 2020 indonesia harus di angkat sampai 40 % apabila sudah menerapkan teknologi berbasis pembelajaran. (*Red/JN/dr)