Digitalnews - Sangatta - Keterlambatan dimulainya pekerjaan fisik oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kutai Timur (Kutim) menyulut kekhawatiran di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim terhadap potensi tingginya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) tahun sebelumnya yang masih mencapai Rp2 triliun.
“Saya hanya berharap, karena tahun ini tidak ada lagi proyek tahun jamak, yang ada tinggal melanjutkan pekerjaan sehingga bisa aman,” kata Arfan, Wakil Ketua DPRD Kutim, mengekspresikan keprihatinannya terhadap situasi tersebut.
Kekhawatiran serupa juga disampaikan oleh anggota DPRD Kutim lainnya, Faizal Rachman.
“Ini sudah bulan Mei, namun belum ada pekerjaan fisik dimulai. Kalau kondisinya seperti ini, kejadian tahun lalu, bisa terulang, dimana Silpa cukup tinggi,” ungkap Faizal.
Dengan potensi keterlambatan proyek fisik, DPRD Kutim menyoroti risiko tingginya Silpa tahun lalu yang belum terserap. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi pengulangan masalah yang sama pada tahun ini.
“Para anggota DPRD berharap agar PUPR segera mengatasi hambatan yang ada dan memulai pekerjaan fisik sesuai dengan rencana yang telah disusun, guna menghindari dampak negatif bagi progres pembangunan daerah,” tandasnya.ADV
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru