Samarinda - Beberapa pekan lalu, Warga Perumahan Jakarta Hills Kelurahan Lok bahu Kecamatan Sungai Kunjang digemparkan dengan penemuan seorang pria berinisial A, tewas gantung diri di rumahnya, Senin (20/1/2025). Sebelum kejadian tragis ini, korban diketahui terlibat pertengkaran dengan keluarganya. Haji Rian Ketua Cluster Hindia, menyebut korban baru tinggal di kawasan tersebut sekitar sebulan terakhir.
Pada Maret 2023, di Bantul, Yogyakarta, seorang pria ditemukan tewas tergantung di langit-langit musala. Pertengahan Desember 2023, warga Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang dikejutkan oleh meninggalnya satu keluarga yang diduga bunuh diri lantaran terlilit utang.
Kasus bunuh diri di Indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan. Komunitas pencegahan bunuh diri, Into The Light Indonesia mencatat sepanjang 2024 saja sudah dilaporkan 826 kasus bunuh diri. Jumlah kasus yang tercatat bahkan diyakini jauh lebih sedikit dibandingkan total insiden sebenarnya di masyarakat. Karena kasus semacam ini ibarat fenomena gunung es, yang tak terlihat atau tidak tercatat bisa jadi jauh lebih besar dari pada yang terlaporkan.
Kapitalisme Gagal Menjaga Kesehatan Mental Rakyat
Semakin meningkatnya kasus bunuh diri adalah fakta miris yang mengkonfirmasi bahwa bunuh diri semakin menjadi tren solusi instan dalam menyelesaikan permasalahan hidup yang kian pelik.
Di Indonesia kini mulai banyak kasus bunuh diri seperti di Korea Selatan dan Jepang. Hal ini bukanlah pencapaian yang patut dibanggakan, tetapi sebaliknya hal tersebut adalah hal yang sangat memprihatinkan. Sebab Indonesia adalah negeri mayoritas muslim, seharusnya masyarakat nya lebih terjaga dari perbuatan yang tidak sesuai dengan agamanya.
Jika pelaku bunuh diri hanya satu atau dua orang, mungkin bisa kita katakan bahwa hal ini adalah masalah individu. Namun, angka bunuh diri mencapai angka ratusan kasus, maka hal ini bukanlah fenomena biasa, akan tetapi sudah menjadi tren.
Peningkatan angka bunuh diri sesungguhnya menggambarkan betapa rapuhnya mental masyarakat. Mental yang lemah menandakan bahwa masyarakat kita tidak cukup kuat menghadapi tantangan dan ujian permasalahan hidup mereka.
Munculnya masalah kesehatan mental merupakan faktor internal yang dipengaruhi cara pandang tertentu. Mengapa mental menjadi lemah? Hal ini dipengaruhi oleh pandangan hidup sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan. Imbasnya, masyarakat mengalami krisis identitas sebagai seorang hamba serta krisis keimanan yang membuat seseorang mudah goyah, terpuruk, gampang tersulut emosi, nafsu sesaat, hingga pikiran yang karut marut. Inilah yang sesungguhnya menyebabkan masyarakat kita gampang melakukan hal-hal yang diluar batas seperti bunuh diri, hal ini disebabkan karena lemahnya keimanan sehingga mengganggu kesehatan mental.
Bukan hanya faktor tersebut, bunuh diri juga dipengaruhi oleh faktor lainnya. Dalam sistem kapitalisme standar kebahagiaan diukur dengan banyaknya materi yang dimiliki. Sehingga banyak yang menganggap jika tidak memiliki harta maka dia tidak akan pernah hidup bahagia. Sehingga pandangan ini mendorong seseorang untuk melakukan apapun demi untuk mendapatkan materi tanpa memedulikan lagi halal haram. Inilah fakta nyata kegagalan kapitalisme.
Di sistem saat ini masyarakat akan selalu dihadapkan kepada situasi dan kondisi yang sulit, seperti sulitnya mencari pekerjaan, susahnya memenuhi kebutuhan hidup, mahalnya kebutuhan pokok, pendidikan, biaya kesehatan dan kebutuhan yang lain akibat kebijakan negara yang tidak berpihak kepada rakyat dan syarat dengan liberalisasi ekonomi.
Mental lemah akibat krisis iman membuat seseorang juga lemah dalam beribadah. Daya pikir lemah karena atmosfer kehidupan yang serba materialistik dan kapitalistik menjadikan seseorang lebih memilih jalan instant dibandingkan dengan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Di sisi lain, sistem pendidikan sekuler gagal membentuk karakter dan kepribadian Islam pada peserta didik. Akibatnya sistem pendidikan yang diharapkan dapat membentuk generasi khairu ummah yang bermental tangguh, berakhlaq mulia dan berkepribadian Islam sulit terwujud.
Hal inilah yang mengakibatkan kesehatan mental masyarakat mudah terganggu oleh masalah hidup, baik yang ringan apalagi permasalahan yang berat diakibatkan oleh penerapan sistem pendidikan sekuler kapitalis. Masyarakat menjadi masyarakat yang bermental lemah dan mudah berputus asa, yang mengakibatkan mereka akhirnya mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri pada saat menghadapi masalah, Naudzubillah min dzalik.
Ini semua tentu bukan masalah individual semata, melainkan masalah sistemis. Untuk itu, solusi yang layak untuk menghilangkan tren bunuh diri juga harus menyeluruh dan sistemis, serta harus diselesaikan secara fundamental.
Islam Menjaga Kesehatan Mental
Dalam Islam, negara bertugas melayani dan mengurus semua urusan serta kemaslahatan rakyatnya, termasuk di dalamnya adalah menjaga mental rakyat agar tetap memiliki mental yang sehat. Negara juga menjamin pendidikan rakyat dengan jaminan kualitas terbaik dan gratis. Karena tidak dipungkiri bahwa pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi setiap tindakan seseorang.
Pendidikan dalam Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian Islam, menjadikan generasi memiliki akhlak yang mulia dan mental yang tangguh yang mampu menyelesaikan semua permasalahan dalam hidupnya dengan solusi Islam. Sehingga mereka akan menjadi pribadi yang tidak gampang putus asa dan terpuruk saat mereka dihadapkan pada masalah apapun, apakah itu masalah yang kecil sampai masalah besar sekalipun.
Karena mereka akan mampu menyelesaikan semua permasalahan tersebut dengan dorongan ketakwaan dalam diri mereka. Sehingga mereka tidak akan mengambil jalan bunuh diri karena itu adalah tindakan yang diharamkan dan dimurkai oleh Allah.
Negara Islam (Khilafah) juga akan menerapkan kebijakan ekonomi Islam secara menyeluruh. Diantara faktor terbanyak seseorang melakukan bunuh diri diantaranya adalah masalah ekonomi. Untuk itu, negara akan melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang mampu memicu seseorang melakukan tindakan bunuh diri dengan menetapkan kebijakan yang sesuai Islam. Negara akan menjamin kebutuhan rakyat dengan jaminan kesejahteraan. Memudahkan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan harga bahan pokok yang terjangkau dan murah sehingga semua kalangan akan mampu menjangkaunya. Negara akan mencegah segala bentuk kecurangan dalam perdagangan seperti penimbunan, pedagang nakal dan curang yang mengakibatkan masyarakat susah mendapatkan barang yang dibutuhkan dan harganya yang sangat mahal tak terjangkau.
Negara juga akan membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan, sehingga para bapak atau suami yang memiliki kewajiban memberikan nafkah akan mudah memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Para ibu tidak dituntut untuk keluar bekerja mencari cuan juga karena kebutuhan mereka sudah dicukupi oleh suami mereka. Sehingga stres tidak akan terjadi akibat tidak terpenuhinya kebutuhan hidup.
Demikianlah, Islam dan pemimpin di dalam negara Islam akan benar-benar menjaga agar masyarakat memiliki kehidupan yang baik, terpenuhi semua kebutuhan mereka dan rakyat akan hidup diliputi keberkahan karena melaksanakan semua aturan Islam dalam kehidupan mereka.
Sejatinya solusi dari setiap persoalan yang dihadapi oleh manusia hanyalah ada pada Islam, agama yang diturunkan Allah untuk mengatur manusia agar memiliki kehidupan yang baik dan berkah. Wallahu’alam bissowab
Oleh: Lifa Umami, S.HI
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru