Samarinda - Tempat Hiburan Malam (THM) semakin marak. Di Kota Balikpapan, Helix, sebuah THM disegel karena tak berizin. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Balikpapan telah resmi menghentikan sementara operasional dan menyegel Helix yang beroperasi tanpa izin lengkap. Tindakan tegas ini dilakukan atas instruksi langsung dari Wali Kota Balikpapan. Untuk membuka Kembali THM ini pihak manajemen Helix harus segera mengurus dan melengkapi dokumen yang diperlukan dalam waktu tiga hari ke depan, maka penyegelan dapat dicabut. Satpol PP menekankan bahwa tindakan ini bukan bentuk anti-investasi, melainkan upaya penegakan aturan yang berlaku di Kota Balikpapan. (Berita Kaltim, 19/06/2025)
THM dan Pemuda
THM kini menjadi salah satu bisnis yang dapat memberikan keuntungan sehingga sangat menggiurkan. Apalagi dengan dukungan penuh pemerintah yang membangun berbagai infrastruktur untuk memfasilitasi industri ini. Serta berbagai regulasi yang dibuat untuk menjamin eksistensinya. Contoh yang sangat mudah ditemukan adalah mempermudah Pembangunan THM tanpa melihat dampak yang akan muncul dari Pembangunan-pembangunan THM.
Dalam hal ini, pemuda dibidik menjadi penikmat THM ini. Tempat-tempat semacam ini kini lumrah menjadi tempat nongkrong generasi muda. Tersebar di beberapa wilayah bahkan hingga ke pelosok. Menawarkan berbagai kesenangan, mulai dari sekadar ngopi hingga minum minuman keras. Tidak sedikit pula yang menjadikannya tempat transaksi narkoba, jual diri, dan aktivitas maksiat lainnya. Nauzubillahimindzalik.
Lantas, apa yang kemudian dihasilkan? Generasi yang sibuk mengejar kesenangan. Sekolah malas, kuliah ogah, kerja pun cari yang gampang hanya dengan modal tampang.
Tanpa disadari, dunia hiburan menyihir para pemuda. Menghabiskan waktu, tenaga, dan dana untuk hal sia- sia. Ketika ditanya tentang masa depan, mereka kebingungan. Jangankan berpikir tentang masa depan, tentang cara menjadi muslim yang taat Allah dan berjuang untuk Islam pun tidak pernah terpikir sedikit pun di benak mereka. Sungguh hiburan dan kesenangan dunia telah melenakan para generasi muda. Menjauhkan mereka dari agama-Nya.
Industri hiburan adalah upaya sukses Barat untuk meliberalkan generasi muslim. Berbagai hiburan yang ada kebanyakan berkiblat ke arah budaya barat. Melalui hiburan ini terbentuk mindset bahwa hidup hanya sekali, jadi gunakanlah untuk mengejar kesenangan. Kebebasan bertingkah laku yang muncul dari ideologi kapitalisme Barat membuat generasi muslim jauh dari kepribadian islam, jauh dari kata sholeh dan sholehah.
Hiburan dalam Islam
Hiburan adalah hal yang diperbolehkan dalam islam selama hiburan tersebut tidak bertentangan dengan syariat, tidak menyebabkan lalai terhadap kewajiban agama dan hiburan tersebut juga bisa membuat semakin dekat dengan sang pencipta yaitu Allah SWT. Seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beliau terkadang menghibur diri dengan melakukan permainan yang mubah, seperti berlomba lari dengan istrinya.
Aisyah ra. mengatakan, “Rasulullah bertanding dengan saya dan saya menang. Kemudian saya berhenti sehingga ketika badan saya menjadi gemuk. Rasulullah bertanding lagi dengan saya dan ia menang. Kemudian beliau berkata, ‘Kemenangan ini untuk kemenangan saat itu.’” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
Selain itu Rasulullah SAW. juga menganjurkan menghibur diri dengan kegiatan memanah, berenang, dan berkuda. Sesuai hadist, Rasulullah saw. bersabda, “Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah. (HR Bukhari)
Permasalahan saat ini adalah hiburan yang disajikan mengarah pada hal-hal yang melalaikan kewajiban agama dan ada yang cenderung menyalahi syariat. Maka perlu pengaturan yang tegas terkait hiburan yang di beri izin, terutama untuk tempat-tempat hiburan malam. Disinilah di butuhkan peran negara.
Negara dalam mengatur hiburan.
Islam menetapkan negara harus berperan penting mengatur akidah setiap muslim selamat, selalu dalam keadaan taat kepada Allah, dan terhindar dari kesia-siaan. Karena itu negara harus mengatur urusan hiburan dan menjamin tidak ada satupun pemikiran atau ide rusak dan berbahaya dalam semua konten hiburan di masyarakat.
Namun, sistem sekuler kapitalisme liberal di terapkan oleh negara kita saat ini menjadi pendukung berbagai pembukaan hiburan-hiburan malam yang notabenenya merupakan hiburan melenakan dan merusak para pemuda muslim. Untuk itu hanya dengan menerapkan sistem islam yang menerapkan syariat secara kaffah, negara mampu menjalankan peran dan tugas mulia tersebut. InsyaAllah.
Oleh : Muthmainnah
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru