Share ke media
Politik

Liputan Khusus Munas Golkar: Dari Mundurnya Bamsoet, sampai Jadwal Persidangan Yang Tampak Lancar

04 Dec 2019 01:44:12759 Dibaca
No Photo
Foto : M Husni Fahruddin dan Sarkowi V Zahri sebagai Peserta di Munas Golkar X

Jakarta – Usai bertemu dengan tokoh senior Partai Golkar, Bambang Soesatyo menyatakan mengundurkan diri sebagai bakal calon ketua umum. Hal itu disampaikannya setelah berdiskusi dengan Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, Menko Maritim yang juga kader Golkar Luhut Binsar Panjaitan, Ketua Umum Kosgoro Agung Laksono dan Mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung.

Setelah pengunduran diri Bamsoet, beredar surat pernyataan bertulis tangan dari bakal Caketum Agun Gunandjar Sudarsa yang menyatakan dirinya mengundurkan diri dalam pencalonan.

Tidak lama berlangsung, disusul kader muda Golkar Achmad Annama Chayat yang memutuskan untuk mundur dari pertarungan sebagai Bacalon Ketua Umum pohon beringin ini.

Seperti diketahui saat pembukaan Munas Partai Golkar, Presiden Jokowi hadir dan memberikan sambutan yang sempat menyinggung tentang tidak ada keterlibatan pihak istana dalam persaingan merebut kursi Ketua Umum Partai Golkar.

Dipantau setelah acara pembukaan Munas Golkar tadi malam (3/12/2019), sekitar pukul 22.00 WIB rapat paripurna I langsung dimulai yang terdiri dari agenda pembukaan rapat, pengesahan jadwal acara, pengesahan tata tertib, pemilihan dan pengesahan pimpinan Munas X, penyerahan palu dari pimpinan sementara kepada pimpinan sidang dan seterusnya.

Pada saat Airlangga memulai membuka sidang untuk pengesahan jadwal acara, pengesahan tata tertib dan pemilihan dan pengesahan pimpinan sidang, sangat jelas tidak mengalami hambatan sama sekali seperti banyak diduga pengamat politik sebelumnya, bahkan seluruh peserta munas hadir mengikuti kegiatan dan dinyatakan kuorum.

“Apakah tatib (tata tertib) sudah dibaca, sudah (dijawab peserta secara serentak), apakah tatib bisa di sahkan, bisa (dijawab peserta munas secara serentak), tok (suara palu diketok) maka tatib ini telah sah,” tegas Airlangga yang disambut dengan meriah oleh peserta munas.

Pemilihan pimpinan sidang pun berjalan dengan baik dan akhirnya Azis Syamsudin yang merupakan Wakil Ketua DPR RI terpilih sebagai ketua. “Karena waktu telah menunjukan pukul 23.00 maka apakah setuju bila sidang kita skors sampai besok jam 09.00 pagi, setuju (dijawab peserta munas), maka dengan ini sidang ditunda sampai besok pagi jam 09.00”, sebut pimpinan sidang Azis.

Melihat situasi yang berkembang pasca mundurnya beberapa kandidat potensial yang mewarnai dinamika politik di tubuh Golkar dalam beberapa waktu ini, membuat Munas Golkar X kali ini akan berjalan dengan mulus dan diyakini Airlangga Hartarto akan terpilih kembali sebagai Ketua Umum untuk kedua kalinya.

Saat digitalnews.id meminta tanggapan Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kaltim Muhammad Husni Fahruddin yang ditemui di lokasi acara, tepatnya di ruang pertemuan Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta, dijelaskan bahwa mundurnya Bambang Soesatyo, Agun Gunandjar Sudarsa, Achmad Annama Chayat dan diikuti dengan loyalis para bacalon Ketum Golkar lainnya didasari demi kebesaran dan kejayaan Partai Golkar, soliditas dan solidaritas kader, dan terutama menegaskan tujuan sebuah partai politik yakni memperjuangkan dan membela kepentingan rakyat, bangsa dan negara serta memelihara keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

“Para senior yang memutuskan mengundurkan diri dalam pencalonan Ketua Umum adalah tokoh yang patut dijadikan contoh, lebih mengutamakan kepentingan partai dan menenggelamkan kepentingan pribadi, inilah contoh kenegarawanan dan karakter kepemimpinan yang dimiliki oleh kader partai Golkar, namun jangan salah, masih ada beberapa kader lainnya yang sampai saat ini masih tetap ikut berkontestasi dalam pencalonan sebagai Ketua Umum Golkar, ini menunjukan bahwa Golkar adalah sebuah partai modern dan progresif, coba bandingkan dengan partai lainnya, yang sejak awal telah diketahui pasti siapa yang menjadi ketua umumnya, sedangkan Golkar tetap menjadi partai terbuka, demokratis dan sangat kompetitif, karena dalam setiap munas sangat berdinamika, dan selalu ada lebih dari satu kandidat yang berkompetisi, kedepan Golkar menargetkan agar dapat menempatkan kadernya sebagai Calon Presiden pada periode yang akan datang dan tetap mengemban tujuan mulia yakni untuk bersama-sama memperjuangkan dan membela kepentingan Rakyat, Bangsa dan NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945”, jelas Husni yang akrab disapa dengan panggilan Ayub ini. (Red/Oc)