Share ke media
Politik

Liputan Khusus Munas Golkar X: Paripurna II, Laporan Pertanggungjawaban Airlangga Hartarto

04 Dec 2019 07:35:04635 Dibaca
No Photo
Foto: Laporan Pertanggungjawaban Airlangga Hartarto pada Munas Golkar X di Jakarta

Jakarta - Tepat pukul 10.00 WIB (04/12/2019), Airlangga Hartarto menyampaikan laporan pertanggungjawaban selama dua tahun memimpin Partai Golkar yakni periode 2017-2019.

“Dualisme kepengurusan 2015 membuat kemenangan Pilkada kurang dari 50%”, jelas Airlangga. Ibarat kapal oleng dihantam badai besar, saya bergerak cepat memperbaiki keadaan dengan tagline golkar bersih golkar bangkit”, terang anak salah satu menteri di masa orde baru ini.

Saat pemilu 2019 masih ada kader yang terkena OTT oleh KPK sehingga berdampak negatif bagi golkar namun dengan kerja keras, Golkar tetap menjadi urutan kedua dengan perolehan suara 85 kursi.

“Demi menjaga soliditas organisasi maka ada beberapa daerah yang ditunda musdanya termasuk kalimantan timur”, sebut Airlangga.

“Untuk menghindari politik uang maka Golkar menetapkan politik tanpa mahar sehingga dalam Pilkada 2018 Golkar berhasil menjadikan 31 kadernya menjadi kepala daerah/wakil kepala daerah atau lebih dari 56% dan berhasil mengusung Jokowi dan Maruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden termasuk sukses menjadikan kadernya sebagai menteri di kabinet”, jelas Airlangga.

Ditambahkan Airlangga, Aplikasi Partai Golkar untuk menarik generasi milenial di tahun 2019, bernama G4AR (Golkar Nomor 4 Augmented Reality) yang bisa digunakan beragam kegunaan. Aplikasi G4AR mengusung user experience berupa augmented reality. Tujuannya agar kampanye Golkar bisa lebih cepat, masif, dan menjangkau lebih banyak calon pemilih.

“Alhamdulillah Golkar berhasil menempatkan Ketua MPR RI pasca reformasi, wakil ketua DPR RI dan beberapa komisi”, ujar Airlangga. 

Beberapa rekomendasi untuk kepengurusan yang akan datang adalah pemantapan ideologi Pancasila untuk menahan berkembangan faham anti Pancasila, konsolidasi sampai tingkat desa dan kelurahan, regenerasi kepemimpinan, persiapan membangun Golkar akademi sebagai center of excelent, memisahkan kembali Pilpres dan Pileg, mendukung program-program anti korupsi.

“Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Abdul Gafur, Fahmi Idris, Theo Sambuaga, selama kepemimpinan dua tahun, mohon dimaafkan atas segala kesahan saya, demikian laporan pertanggungjawaban ini”, tutur Airlangga. (red/Oc)