Share ke media
Opini Publik

Pamer Bullying, Menambah Potret Buruk Pendidikan

09 Sep 2024 05:30:3359 Dibaca
No Photo
Ilustrasi Gambar : starjojga.com - Marak Kasus Bully di Sekolah, 5 Cara Mencegahnya - 20 Februari 2024

Samarinda - Masyarakat Kota Balikpapan dihebohkan dengan adanya aksi bullying yang dialami oleh anak dibawah umur. Korban yang baru duduk di bangku kelas 7 salah satu SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Balikpapan itu pun harus mendapat perawatan di rumah sakit lantaran alami gegar otak.

Mirisnya lagi, terduga pelaku mengunggah aksi bullyingannya di status whatsapp dengan caption “ala ala aja kesian”. Video berdurasi 13 detik itu pun viral di media sosial instagram yang diunggah oleh kakak korban berinisial IW.

Dikonfirmasi kepada IW bahwa aksi bullying itu terjadi pada Rabu (21/8/2024) sekira pukull 20.00 wita. Bermula saat korban mengadu kepada gurunya terkait perbuatan pelaku. Kesal, pelaku pun langsung mendatangi korban usai bermain sepakbola di salah satu lapangan kawasan Karang Rejo, Balikpapan Tengah.

“Pelaku jengkel dan menerjang adek saya disaat selesai main bola di lapangan,” tutur IW.

Usai mendapatkan tindak kekerasan tersebut, korban pun pulang ke rumah dengan kondisi memar. Namun saat ditanya, korban enggan menjelaskan. Setelah ditelusuri, rupanya ia kembali menjadi korban bullying temannya. (Lintasbalikpapan.com, 9/9/2024)

Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan seseorang untuk mengintimidasi atau mendominasi orang lain yang dinilai lebih lemah. Prilaku penyimpangan sosial ini dapat terjadi di mana saja. Mulai dari lingkungan sekolah hingga lingkungan kerja.

Ada beberapa jenis bullying, yakni Bullying secara fisik, secara lisan, secara sosial, dan bullying di Internet. Seseorang yang dianggap lemah sering kali menjadi target bully. Factor apa saja yang menjadi penyebabnya?

Keinginan untuk melakukan bullying tidak muncul dengan sendirinya. Orang tua yang sering bertengkar, pola asuh orangtua yang tidak sehat, pernah menjadi korban tindak kekerasan, memiliki rasa percaya diri yang rendah, sulit bersosialisasi, dan pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Itu semua terjadi akibat dari asas yang masyarakat pakai hari ini, yakni asas sekularisme. 

Asas Sekulerisme yaitu pemisahan agama dari kehidupan, telah mencabut nilai-nilai moral. Akhirnya aturan agama semakin terpinggirkan. Kabar beredarnya video kasus bullying ini menambah deretan kasus dikalangan pelajar yang tidak hanya terjadi di Balikpapan saja, tetapi di wilayah lain juga. Perundungan yang berujung bunuh diri juga terjadi di Banjarmasin. Lantas mengapa hal ini bisa terjadi?

Sesungguhnya hal ini terjadi hanyalah dampak dari akar persoalan hari ini, persoalan yang bersifat sistematis. Yakni akibat dari penerapan sistem sekuler kapitalisme yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dan tidak terlepas dalam aspek pendidikan.

Asas sekulererisme ini akhirnya melahirkan pemikiran yang mengagungkan kebebasan atau liberalisme. Termasuk kebebasan berperilaku dan berbuat seenaknya yang akhirnya para pendidik ataupun diantara peserta didik bertindak benar salah tidak lagi melihat kaca mata syariat.

Penilaian benar dan salah, jelasnya, tidak berdasarkan syariat, tetapi diserahkan kepada masing-masing individu. Parahnya, jikahal itu sudah menjadi kebiasaan mayoritas dalam suatu lingkungan, maka akan dianggap suatu hal yang biasa atau wajar. 

Padahal di dalam Islam, termasuk dalam aspek proses pembelajaran/pendidikan, apa pun tingkatan dan jenis pendidikan tersebut, tetaplah harus memperhatikan hal-hal yang memang Islam telah memberikan tuntunan.

Islam sangat melarang keras perilaku merendahkan orang lain. Mengutip firman Allah Taala dalam surah Al-Hujurat ayat 11,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Kenyataan yang bisa dilihat, lanjutnya, sistem kehidupan sekuler hari ini merupakan sistem yang rusak dan akan senantiasa membawa bencana, baik skala individu maupun masyarakat. Sistem sekuler menggiring manusia pada keburukan dan kenestapaan tanpa pandang bulu. Oleh karena itu, mengembalikan tata kehidupan ini kepada tata kehidupan yang sesuai aturan Sang Pencipta, yakni syariat Islam sudah selayaknya harus menjadi perhatian semua kalangan.

Ini karena, Islam adalah agama yang tidak hanya mencakup keimanan dan ibadah, tetapi memiliki tata aturan atau syariat yang begitu sempurna dalam penjagaan jiwa, akal, harta, dan kehidupan. Oleh karena itu, hanya dengan penerapan syariat Islam, kerusakan demi kerusakan yang terjadi akan dapat dicegah dan diatasi, termasuk kasus yang menimpa siswa SMP ini.

Wallahualam bissawab.

Oleh : Masrurin, S.Sos