Share ke media
Opini Publik

Penanggulangan HIV AIDS Butuh Melibatkan Berbagai Kalangan dan Surport Sistem

07 Aug 2024 05:56:55204 Dibaca
No Photo
Ilustrasi Gambar : pantirapih.or.id

Samarinda - Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dengan melibatkan berbagai pihak terkait untuk sinergitas yang baik dalam implementasi Perda ttg HIV AIDS khususnya di DPRD Kutim. Selain itu, menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Sebagaimana yang sudah dilakukan oleh anggota DPRD

Agenda tersebut telah diatur sesuai dengan jadwal rapat Badan Musyawarah (Banmus) Juli 2024. Seperti yang disampaikan Wakil Ketua Pansus Ubaldus Badu.

“Seluruh anggota Pansus Raperda Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS memulai pembahasan bersama,” ujarnya.

Menurut Ubaldus Badu, rapat Pansus dilaksanakan di ruang Hearing DPRD Kutim dengan melibatkan mitra seperti Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Bagian Hukum Setkab, dan Komisi KPAD HIV/AIDS.

Tujuannya agar setiap pihak yang terlibat dalam pembahasan dapat memberikan kontribusi sehingga Perda yang dihasilkan benar-benar bermanfaat dan tidak ada kekurangan.

Pansus telah mengirimkan surat undangan kepada seluruh anggota DPRD yang tergabung dalam Pansus Raperda Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS yang berjumlah delapan orang serta kepada semua mitra kerja Pansus.

Masing-masing dr Novel Paembonan, Piter Palinggi, Ubaldus Badu, Arang Jau, Mochammad Son Hatta, Alfian Aswad, Yuli Sa’pang, dan Masdari Kidang.

Selain itu, pembahasan Raperda ini diharapkan dapat menghasilkan regulasi yang komprehensif dan mampu menekan kasus penyebaran HIV/AIDS di Kutai Timur.

Dengan melibatkan berbagai pihak terkait, diharapkan pula terdapat sinergitas yang baik dalam implementasi Perda tersebut. DPRD Kutim juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

“Dengan adanya sosialisasi yang intensif dan edukasi yang tepat, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli dan aktif dalam upaya tersebut,” tuturnya.

Sementara, Ketua DPRD Kutim Joni merasa prihatin atas tingginya kasus HIV/AIDS. Tidak hanya itu, dia juga menyayangkan akan tinggingnya peredaran narkoba di Kutim.

Terlebih, saat ini peredaran obat terlarang itu bahkan sampai menyentuh wilayah-wilayah pedesaan.

“Jika diperhatikan sejauh ini narkoba dan pergaulan bebas mulai merambah ke pedesaan. Kalau di kota kelihatannya agak berkurang karena banyak kegiatan (positif).

Contohnya anak sekolah banyak kegiatan ekstrakurikulernya dan lain sebagainya,” ulas Joni.

Politisi PPP itu menyebut jika ingin mengatasi masalah demikian hal yang perlu diperkuat yakni pendekatan generasi muda.dengan mengakomodasi kepemudaan untuk kegiatan-kegiatan positif.

“Sudah waktunya melibatkan peran anak muda dalam kegiatan yang berdayaguna, seperti misalnya undang dalam pelatihan. Supaya memiliki kesibukan yang jelas,” pungkasnya. (advertorial)

Sementara, Ketua DPRD Kutim Joni merasa prihatin atas tingginya kasus HIV/AIDS. Tidak hanya itu, dia juga menyayangkan akan tinggingnya peredaran narkoba di Kutim.

Terlebih, saat ini peredaran obat terlarang itu bahkan sampai menyentuh wilayah-wilayah pedesaan.

Contohnya anak sekolah banyak kegiatan ekstrakurikulernya dan lain sebagainya,” ulas Joni.

Politisi PPP itu menyebut jika ingin mengatasi masalah demikian hal yang perlu diperkuat yakni pendekatan generasi muda dengan mengakomodasi kepemudaan untuk kegiatan-kegiatan positif.

“Sudah waktunya melibatkan peran anak muda dalam kegiatan yang berdayaguna, seperti misalnya undang dalam pelatihan. Supaya memiliki kesibukan yang jelas,” pungkasnya. (advertorial)

Pertanyaannya, apakah upaya yang dilakukan oleh pemerintah di atas sudah dapat menanggulangi meningkatkannya penularan penyakit AIDS / HIV ?

Memang benar harus ada kerjasama dalam setiap lembaga / instansi dan masyarakat serta pihak-pihak yang terkait dalam hal ini untuk mengatasi permasalahan ini, tidak bisa berkerja sendiri-sendiri, tetapi yang disayangkan solusi yang ditawarkan hanya solusi pragmatis bukan solusi yang dapat memecahkan hingga ke akar-akarnya.

Mengapa ini terjadi? Kita harus cari penyebabnya, jika kita sudah tahu latar belakang penyebabnya kemudian kita menganalisa dan mencari solusinya yang benar sesuai dengan syariat Islam, misal kenapa AIDS /HIV meningkat penyebabnya banyaknya prostitusi, banyaknya pemakai narkoba, pergaulan bebas, LGBT , sesungguhnya inilah faktor dominan penyumbang AIDS / HIV meningkat, maka kita gali kembali kenapa ini banyak terjadi bisa karena faktor ekonomi, status / kedudukan seseorang, lingkungan yang mendorong dia melakukan hal tersebut.

Faktor ekonomi ini sering menjadi alasan orang-orang melakukan prostitusi, untuk menghidupi keluarga, dengan menjual dirinya, apalagi sekarang prostitusi bukan hanya ada di tempat lokalisasi tetapi sekarang bisa lewat online dan aplikasi di sosmed, mereka tinggal chat dan atur janji dan jadwal serta tempat , dan nego harga,  semakin wanitanya masih virgin semakin mahal harganya dan mirisnya ini banyak dilakukan anak-anak remaja perempuan. Berkaitan dengan program pemerintah menggaet anak-anak muda kenyataannya anak-anak muda sekarang banyak terjerumuskan prostitusi, narkoba, pergaulan bebas, judi online, game online. Kenapa ini terjadi? Karena kehidupan kita dijauhkan dari kehidupan agama, mengandung paham sekuler kapitalisme, anak-anak remaja sekarang banyak krisis keimanan , mereka banyak tidak percaya akan Tuhan, hidup mereka jauh dari agama, berani melakukan maksiat dan tidak malu berpacaran didepan publik , mereka melakukan pacaran dan pergaulan bebas seperti melakukan hubungan suami isteri dan berganti-ganti pasangan.

Merambahnya LGBT yang berani unjuk diri atau eksistensi diri mereka karena diberikan peluang dengan berkedok HAM padahal ini penyakit yang harus di basmi dan ini penyakit yang sangat berbahaya harus diobati, mereka bergonta-ganti pasangan melakukan penyimpangan seksual , menularkan ke orang lain, belum pemakai narkoba yang berganti-ganti jarum suntik penyebab AIDS / HIV , pengedaran narkoba dan pemakainya juga semakin meningkat.

Ini yang terjadi dimasyarakat walaupun mereka di bawa kegiatan-kegiatan yang membikin kesibukan mereka untuk mengalihkan mereka dari hal-hal yang negatif kepada hal-hal yang positif, perlu diingat kalau pemahaman agama mereka kurang, keimanan mereka kurang, mereka tidak percaya Tuhan, mereka tidak takut kepada Allah mustahil mereka bisa melepaskan diri mereka dari hal-hal yang negatif karena dengan keimananlah menjadi benteng bagi diri kita untuk terhindar dari perbuatan maksiat, inilah solusi awal kita lakukan kemudian setelah keimanan yang sudah kuat barulah mereka bisa terjun kemasyarakat yang ekonominya tidak mampu maka pihak berwenang bisa memberikan peluang usaha untuk dia bisa menghidupi keluarganya, diberikan peluang pekerjaan, agar tidak terjerumus kepergaulan bebas maka tutuplah tempat-tempat hiburan yang menjadi fasilitas pergaulan bebas, perketat akun-akun, aplikasi di dunia sosial media yang mengundang maksiat ( perzinaan) berbau pornografi, dan LGBT. Pemerintah harus serius dan tegas dalam hal ini , jangan memberi ruang dan celah.

Dan pelaku nya harus dihukum yang membuat dia jera , hukuman tersebut mengandung efek jera supaya tidak mengulangin lagi dan bagi para pengidap AIDS /HIV harus dalam pemantauan pihak terkait , perawatan medis dengan memberi obat dan pemeriksaan kesehatan dan terpenting harus ditempatkan yang dia tidak bisa berhubungan dengan diranah publik takutnya karena itu penyakit menular jika dia masih beroperasi dia akan menularkan penyakit itu kepada orang lain, maka orang-orang tersebut harus ditampung di satu wadah yang di batasi intraksinya di masyarakat. Ini semata-mata untuk mencegah bertambahnya penyakit AIDS/ HIV.

Islamlah solusi tuntas HIV AIDS.  Sistem pergaulan dalam Islam sehingga mencegah HIV AIDS. Sistem sanksi dalam Islam terhadap LGBT dan sejenisnya yang mengantarkan pada HIV AIDS.

Ayo kita kembali ke Islam menjadikan Islam sebagai tuntunan hidup kita agar selamat hidup di dunia dan akhirat..Aamiin

Wallahu ‘alam bishhowab.

Penulis : Sri Andini, S.Ag ( Pendidik dan Ketua MT Annahdah)