Share ke media
Opini Publik

Percuma Gempur Stunting Tanpa Sentuh Akar Persoalan

13 Jun 2025 12:24:0122 Dibaca
No Photo
Ilustrasi Gambar : kompasiana.com - Waspada! Kenali dan Cegah Stunting pada Anak - 22 Agustus 2022

Samarinda - Generasi cemerlang bebas stunting adalah salah satu faktor terbesar dalam mewujudkan ketahanan keluarga. Sementara itu, ketahanan keluarga yang kuat akan mengantarkan pada ketahanan nasional. Dari sinilah diharapkan akan tercipta bangsa yang maju dan sejahtera. Namun faktanya,  persoalan stunting semakin besar dan menuntut penyelesaian cepat. 

Pemerintah Kota Balikpapan menunjukkan keseriusan dalam menekan angka stunting yang saat ini masih berada pada angka 21,6 persen. Melalui program strategis bertajuk “Gempur Stunting” atau Gerakan Bersama Posyandu Berantas Stunting, kota ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membangun generasi sehat dan unggul sebagai bagian dari visi besar menuju Indonesia Emas 2045.

Salah satu program unggulan dari gerakan ini adalah “Gerakan 100 Persen Balita Ditimbang”, yang dibarengi dengan kebijakan menunjuk ketua RT sebagai orang tua asuh balita. Tujuannya agar seluruh balita di wilayah tersebut mendapatkan pemantauan pertumbuhan yang menyeluruh dan berkelanjutan.

Namun demikian, persoalan stunting sejatinya adalah dampak dari masalah yang lebih mendasar, yakni tidak terpenuhinya memenuhi kebutuhan dasar rakyat, khususnya dalam hal pangan bergizi. Selama ini, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat seringkali tidak menjadi prioritas utama, sehingga banyak keluarga – terutama ibu hamil, bayi, dan balita – hidup dalam kondisi kekurangan gizi.

Oleh karenanya, cita-cita Indonesia 2030 bebas stunting dianggap mimpi pada siang bolong, cita-cita yang sulit untuk direalisasikan. Bagaimana mungkin stunting akan selesai jika penyebab utamanya, yakni kemiskinan, malah makin parah? Menurut data Bank Dunia, sekitar 194 juta penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan. Walaupun masyarakat miskin telah teredukasi agar terhindar dari stunting, tetapi mereka tetap tidak mampu mengakses makanan bergizi.

Oleh karenanya, butuh aksi nyata untuk menurunkan kemiskinan. Bukan sekadar konsolidasi pencegahan stunting tanpa serius mengatasi persoalan kemiskin.

Upaya penanggulangan stunting idealnya mencakup dua pendekatan utama: pertama , pendekatan spesifik, yaitu pendekatan yang menargetkan langsung ibu dan anak melalui perbaikan gizi, suplementasi, dan pelayanan kesehatan. Kedua , Pendekatan Sensitif, yang mencakup berbagai faktor pendukung seperti pola asuh, literasi orang tua, ketersediaan air bersih dan sanitasi, imunisasi, serta kondisi lingkungan sekitar.

Namun, pendekatan-pendekatan ini hanya akan efektif jika negara benar-benar hadir secara total dalam memastikan bahwa masyarakat memiliki akses terhadap semua kebutuhan dasar tersebut. Tidak cukup hanya dengan menggulirkan program atau menggelontorkan anggaran. Harus ada upaya sistematis dalam edukasi gizi, penyediaan pangan bergizi dengan harga terjangkau, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan gizinya secara mandiri.

Islam Menawarkan Solusi Menyentuh Akar Masalah 

Dalam pandangan Islam, pemenuhan kebutuhan dasar rakyat – termasuk pangan bergizi – adalah kewajiban negara. Islam tidak membiarkan individu berjuang sendiri mengatasi kekurangan, melainkan menempatkan negara sebagai penanggung jawab utama kesejahteraan umat. Salah satu sumber kekuatan ekonomi dalam Islam adalah pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang tidak diserahkan kepada swasta, melainkan dikelola oleh negara dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat melalui Baitul Mal.

Selain itu, Islam juga mewajibkan laki-laki (suami/ayah) untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Negara dalam sistem Islam akan memastikan adanya lapangan kerja, sistem pendidikan keterampilan, dan jaminan sosial yang mendukung setiap kepala keluarga untuk mampu menjalankan tanggung jawabnya secara optimal.

Islam juga membangun support system yang kokoh dalam membentuk generasi emas. Tidak hanya sehat secara fisik karena terpenuhi gizinya, tetapi juga sehat secara akal dan spiritual. Anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang mendukung pendidikan, akhlak, dan keilmuan, sehingga lahirlah generasi ilmuwan, ulama, dan pemimpin yang berkualitas.

Kesimpulan 

Program “Gempur Stunting” adalah langkah baik, namun tidak cukup bila hanya menyentuh permukaan masalah. Selama akar persoalan tidak diselesaikan – yaitu kegagalan negara dalam menjamin kebutuhan dasar – maka stunting akan terus berulang.

Solusi tuntas hanya bisa diwujudkan dalam sistem yang menyeluruh, yang tidak hanya memperhatikan aspek teknis, tapi juga menata ulang tata kelola negara dan pengelolaan kekayaan alam. Dan Islam, sebagai sistem hidup yang paripurna, telah memberikan blueprint-nya sejak 14 abad lalu.

Islam hadir tidak sekadar memberi bantuan, tapi membangun peradaban.

Terkini