Share ke media
Populer

Putera Mahkota Resmi Menjadi Sultai Kutai yang ke 21

15 Dec 2018 10:06:472292 Dibaca
No Photo
Foto: Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXI saat menyampaikan Sumpah Abdi Abdi Suaka dan Menyerukan kepada rakyat untuk menyantap makanan yang dihidangkan

TENGARONG, KUKAR - Putra mahkota Haji Adji Pangeran Adipati Paraboe Anom Soerya Adiningrat dinobatkan menjadi Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang ke 21, pada Sabtu (15/12/18).

Penobatan berlangsung pagi hingga siang hari di Museum Tenggarong Mulawarman yang dulunya berfungsi sebagai Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Sultan Kutai XXI dengan gelar Sultan Adji Muhammad Arifin bakal melanjutkan tahta ayahanda almarhum Sultan Adji Muhammad Salehuddin II.

Dalam penobatan, Pria bernama asli Drs. Adji Muhammad Arifin Praboe, Msi mengenakan baju kebesaran serta mahkota kepala atau Ketopong.

Penobatan, selain dihadiri para pejabat teras provinsi Kaltim termasuk Gubernur dan wakil gubernur, juga Nampak hadir beberapa raja yang ada di nusantara.

Juru Bicara Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Adji Pangeran Hario Atmo Kesumo yang sering disapa dengan sebutan Adji Deck ini menyebutkan ada sekitar 17 raja nusantara yang hadir dalam penobatan.

“Hari ini yang hadir sekitar 17 Raja dan Sultan beserta Isteri,” ucap Adji Deck saat diwawancarai usai penobatan selesai dilaksanakan.

Usai penobatan, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXI, beranjak kedepan Museum Mulawarman, di hadapan rakyat Kutai, Sultan melakukan Sumpah Abdi Suaka yang diikuti seluruh Rakyat Kutai yang hadir di pelataran Museum, adapun bunyi sumpah tersebut adalah patik tiada mendengar hal yang bukan hak, tiada melihat hal yang bukan hak, tiada menginginkan hal yang bukan hak, tiada maju dalam kesalahan, tiada mundur dalam kebenaran, bilamana patik durhaka maka patik ditimpa sumpah serapah tanah Kutai.

Setelah melakukan Sumpah Abdi Suaka, kemudian Sultan menyerukan kepada masyarakat untuk menyantap makanan yang telah disediakan. Terlihat jejeran tenda kuliner di samping kiri Museum Mulwarman yang menyediakan makanan tradisonal khas suku Kutai yang disediakan secara cuma-cuma bagi seluruh masyarakat yang hadir dalam proses penobatan. (Red/Jif)