Kutai Timur - Hingga Oktober 2024, serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) baru mencapai 29,47 persen dari total anggaran Rp14,797 triliun. Capaian ini jauh di bawah target yang seharusnya mencapai 75 persen pada periode ini.
Anggota Komisi B DPRD Kutim, Faizal Rachman, mengungkapkan keprihatinannya terhadap rendahnya realisasi APBD di tengah sisa waktu dua bulan menuju akhir tahun. Ia menjelaskan bahwa serapan anggaran ini menjadi perhatian utama dalam Rapat Pengendalian Operasional Kegiatan (Radalok) yang rutin digelar.
“Radalok ini diadakan setiap bulan untuk mengevaluasi realisasi anggaran. Namun, sampai triwulan ketiga, serapan APBD kita baru 29,47 persen,” ujarnya, Selasa (29/10/2024).
Faizal memaparkan bahwa capaian anggaran pada triwulan pertama hanya 8,2 persen, meningkat menjadi 20 persen di triwulan kedua, dan 29,47 persen hingga akhir Oktober. Padahal, idealnya realisasi anggaran pada Oktober harus sudah mencapai 75 persen untuk memastikan target tahunan sebesar 90 persen dapat tercapai.
Meski demikian, Faizal mengajak seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memaksimalkan sisa waktu yang ada agar capaian serapan anggaran dapat mendekati target. Ia juga menekankan pentingnya perencanaan yang lebih matang agar permasalahan serupa tidak terulang di masa mendatang.
“Target pemerintah hingga Desember adalah 90 persen, tapi dengan progress saat ini, sepertinya sulit untuk tercapai. Meski begitu, saya tetap berharap OPD bisa bekerja lebih maksimal,” tuturnya.
Ia berharap evaluasi berkala seperti Radalok dapat menjadi momentum untuk memperbaiki kinerja OPD dalam mengelola anggaran, sehingga dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Dengan waktu yang tersisa, kita harus berusaha semaksimal mungkin agar APBD ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tutup Faizal. (SH/ADV)
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru