Share ke media
Opini Publik

STRATEGI ISLAM MELINDUNGI PEREMPUAN DAN ANAK

18 Jun 2025 02:17:5620 Dibaca
No Photo
Ilustrasi Gambar : Ayu Putri Wandani (Pendidik) - Penulis

Dilansir dari pranala.co (11/05/2025), Walikota Bontang, Neni Moerniaeni, tampil aktif dalam diskusi Bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, yang digelar di Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Sabtu (10/5/2025). Diskusi ini dalam rangka menegaskan kembali komitmen Kota Bontang dalam memperkuat perlindungan perempuan dan anak. Walikota Bontang, Neni Moerniani memaparkan sederet strategi penguatan perlindungan anak di Bontang. Di antaranya : 1). Integrasi pendidikan keluarga dan pengasuhan dalam kurikulum pendidikan usia dini. 2). Pelaksanaan kelas manajemen emosi untuk anak dan remaja guna mencegah perilaku beresiko sejak dini. 3). Penguatan dan pengembangan layanan daycare yang ramah anak dan keluarga. 

Tak hanya tataran konsep, beliau juga memaparkan program andalan, yakni “Tengok Tetangga”. Di akhir paparan harapan agar pemerintah pusat meningkatkan alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk memperluas jangkauan program pendampingan dan advokasi korban kekerasan.

Tingginya angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak patut dikhawatirkan. Berdasarkan data dari situs Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), per Januari 2025 menunjukkan 11.333 kasus kekerasan, dengan 9.731 korban perempuan. Sedangkan untuk di Kalimantan Timur sendiri sejak Januari 2025 data menunjukkan kasus yang semakin tinggi. Tercatat ada 495 kasus kekerasan, dengan 230 korban perempuan. Belum lagi kekerasan anak di Kaltim yang terbilang tinggi yakni 432 korban anak. 

Sederet upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk mencegah kekerasan perempuan dan anak. Mulai dari pembuatan peraturan perundang-undangan, sosialisasi, pelatihan, pembentukan lembaga layanan serta penguatan peran masyarakat dan lembaga terkait.

Sayangnya upaya tersebut masih belum cukup menghentikan kasus kekerasan perempuan anak. Bahkan kasusnya semakin tinggi dan beraneka ragam caranya. Upaya-upaya di atas patut diapresiasi, namun tanpa berbasis akidah (agama) apakah bisa berjalan? Bila ditinjau kembali strategi yang dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah masih dilandasi dengan sistem kapitalis sekuler maka tidak akan mampu melindungi perempuan dan anak karena akar persoalan disana. Kehidupan kapitalis sekuler yang dibawa Barat hari ini mengakibatkan carut marutnya tatanan kehidupan. Mulai dari sistem ekonomi, pendidikan, kesehatan, pergaulan, keluarga, hingga media dipengaruhi oleh pola pikir standar Barat yakni sekuler (kebebasan). Keimanan semakin dijauhkan dari umat ini. 

Kejahatan semakin mudah dilakukan, tidak lagi takut Tuhan. Korban kekerasan meluas ke semua kalangan, tak hanya dewasa, kini perempuan dan anak-anak semakin rentan menjadi sasaran kekerasan.

Strategi dan program perlu direalisasikan, tapi jika bergantung dana tanpa kesadaran maka tidak akan bertahan lama. Perlu dukungan individu, keluarga, masyarakat, hingga negara.

Sebagai seorang muslim, wajiblah baginya untuk mengambil Islam sebagai solusi dari seluruh persoalan. Islam punya aturan yang sempurna dan paripurna. Allah Ta’ala yang menciptakan manusia,alam semesta dan seluruh isinya. Tentu Allah lah yang tahu aturan yang terbaik untuk hambaNya. Maka tidak boleh manusia membuat aturan sendiri untuk dirinya. 

Islam melindungi perempuan dan anak dengan support sistem yang mendukung. Perempuan dan anak akan dipenuhi kebutuhannya termasuk perlindungan. Tidak hanya fisik, tapi juga akal dan akidahnya. 

Ada tiga pilar dalam Islam yang akan menjaga perempuan dan anak dari kekerasan. Pertama, ketaatan individu. Yakni dengan membentuk individu menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Menjadikan syari’at sebagai standar hidupnya. Menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Misal menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan, menutup aurat, menjaga pandangan, dan menjaukan diri dari perbuatan mendekati zina. Laki-laki juga wajib memahami kewajiban dirinya untuk menjaga dan melindungi keluarganya.

Kedua, kontrol masyarakat, yakni saling menasihati dan mengingatkan dalam ketakwaan. Menasihati individu lainnya jika melakukan kemaksiatan. Hingga kehidupan mayarakat akan terkondusifkan dengan Islam.

Ketiga, peran negara dalan menjaga tingkah laku masyarakat. Negara bertanggung jawab dalam mengatur tayangan, baik media cetak, televisi, atau internet. Memberantas pornografi, miras dan prostitusi, sertanya penerapan sanksi tegas bagi para pelaku zina. Dalam Islam, negara harus menjadikan akidah Islam sebagai asas pendidikan. Tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga menanamkan keimanan dan ketakwaan sehingga menghasilkan generasi yang bertanggung jawab dan beradab.

Islam memuliakan perempuan dengan memberikan posisi terhormat, bukan dijadikan objek eksplotasi dan memberikan perlindungan yang hakiki dalam hak-haknya.

Bukti perlindungan Islam menjaga perempuan dan anak bisa dilihat dari sejarah. Khalifah Al-Mu’tashim Billah pada tahun 837 menyambut seruan seorang budak muslimah dari Bani Hasyim yang sedang berada di pasar. Wanita itu meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku, sehingga ketika ia berdiri, tersingkaplah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu’tashim Billah, “waa Mu’tashimaah!” yang berarti “dimana kau Mu’tashim.. tolonglah aku!”

Setelah mendapat laporan tersebut, maka sang Khalifah pun menurunka puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki). Diriwayatkan bahwa panjangnya barisan tantara ini tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah. Kota Ammuriah dikepung oleh tantara muslim selama kurang lebih lima bulan hingga akhirnya takluk di tangan Khalifah Al-Mu’tasim pada tanggal 13 Agustus 833 Masehi. Sungguh luar biasa penjagaan Khalifah untuk melindungi dan menjaga kehormatan perempuan, meski ia seorang budak.

Sungguh luar biasa aturan Islam dalam melindungi dan menjaga kehormatan perempuan maupun anak. Saatnya kaum muslimin berstrategi untuk kembalikan Islam dalam mengatur dunia. Wallahu a’lam bishawab.

Oleh : Ayu Putri Wandani (Pendidik)

Terkini