Share ke media
Populer

Bersegera Seperti Sahabat

13 May 2018 01:02:521564 Dibaca
No Photo
Bersegera seperti sahabat

Siapa yang tidak kenal dengan para Sahabat Nabi SAW. Mereka dari kalangan laki dan wanita, dari kelas tahta sampai yang biasa. Sahabat Nabi, manusia- manusia pilihan yang hidup dan bersama Beliau. Mereka yang senantiasa membersama dalam keta’atan, dakwah, bahkan dalam aktivitas mengarungi medan pertempuran dalam menaklukkan musuh- musuh Islam. Mereka manusia yang memiliki pembelaan dan loyalitas tinggi untuk kemuliaan Islam. Merekalah , yang diantaranya telah dikabarkan masuk surga. MasyaAlloh. Tempat penghargaan tertinggi bagi mereka yang tidak durhaka. Ridha dengan keputusan Alloh dan RasulNya. Itulah Sahabat radhiyallohu’anhum . Hidup hanya untuk mengabdi pada Alloh dan pembawa risalahNya. Meski beratnya pengorbanan dalam menapaki likunya perjalanan taqwa. Mereka tetap ta’at tanpa tunduk

Diantara teladan teladan terbaik diantaranya adalah, bagaimana kita bisa melihat seorang laki- laki pada perang Uhud. Ia bertanya,” bagaimana pandanganmu wahai Rasul,jika aku terbunuh saat ini?. Dimanakah tempatku (setelah kematian)?”.Rasulullah bersabda, “engkau akan berada di surga. Mendengar hal tersebut, laki- laki itu serta merta membuang kurma yang ada ditangannya, kemudian maju untuk berjihad hingga terbunuh di medan perang. Didalam hadist Jabir yang disepakati oleh al-Bukhari dan Muslim. Kita bisa saja mengambil sikap yang berbeda dengan kisah tersebut.Misal dengan menunda berangkat dan memilih menghabiskan kurma yang ada di tangan kita. Dengan alasan ini yang terakhir,akan saya nikmati dulu hidup ini. Namun tidak dengan Sahabat.

Bersegeranya memenuhi janji dan bertemu dengan Alloh dalam keadaan ridha. Itu yang utama.Yang tentunya ujian mereka dengan kita pada hari ini berbeda. Namun ujian tetaplah sama. Senantiasa ada pada kehidupan kita kaum muslimin. Hanya jenis dan kualitas nya saja yang berbeda. Mungkin  saja kita akan dihadapkan pada kewajiban menuntut ‘ilmu agama, yang butuh alokasi waktu dan kadang materi. Dimana keduanya kita miliki, namun enggan memenuhi. Godaan ajakan teman ataupun komunitas yang lebih ” menjanjikan” memberi kesenangan. Dibanding duduk untuk mengasah diri menjadi pribadi cinta Ilahi Rabbi. Tak jarang pula muslimah diuji dari sisi berbusana syar’iy. Tapi membalut body dengan busana masa kini. Sedang ia tahu itu tak Islami, tapi memaksa diri.Biar dibilang trendy. Tidakkah kita bisa mengambil ibrah keta’atan yang telah dicontohkan. Termasuk menyambut seruan Alloh SWT. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang- orang yang bertaqwa.(TQS Ali ‘Imran(3:133)

Satu kisah lagi yang bisa kita petik dari para Sahabat. Al- Bukhari telah meriwayatkan dari Anas bin Malik ra. Suatu hari aku memberi minum pada Abu Thalhah al-Anshary,Abu Ubaidah bin al-Jarrah, dan Ubay bin Ka’ab dari Fadhij, yaitu perasan kurma. Kemudian ada seseorang yang datang, ia berkata, ” Sesungguhnya khamr telah diharamkan.” Maka Abu Thalhah berkata,” wahai Anas berdirilah dan pecahkanlah kendi itu!!” Anas berkata,” maka akupun berdiri mengambil tempat penumbuk biji- bijian milik kami, lalu memukul kendi itu pada bagian bawahnya. Hingga   kendi itu. Itulah  karakter ta’at para Sahabat, yang pada mulanya khamr menjadi gaya hidup mereka dalam menjamu tamu,namun setelah turun ayat tentang larangan khamr ( QS al-Maidah 90).Mereka spontan bereaksi dengan membuang dan memecahkan kendi- kendi simpanan mereka. Hingga digambarkan, hari itu jalan jalan di kota Madinah laksana banjir. Banjir khamr. Mereka tidak berucap ,“tanggung, ayo dihabisi”. Tapi mereka bersegera ta’at memenuhi seruan Nya. Itulah teladan amal sholih yang bisa kita teladani  intuk saat ini.Tidak ada waktu lagi untuk menunda.

WaAllohu’alam bish-shawab.

Ditulis oleh Aafiah Lasemi  (Angota Revowriter )