Share ke media
Politik

Isu Lingkungan dan Karts Mangkaliat Disebut Saat Debat, Ini Tanggapan Balik Aktivis dan Pernyataan Logis Paslon

10 May 2018 11:00:331094 Dibaca
No Photo
Debat Pilgub Kaltim 2018 Tahap 2

DigitalNews.id - Tidak semua pasangan calon Pilgub Kaltim cermat terhadap pengolalan sumber devisa yang bervisi berkelanjutan terhadap pengelolaan potensi lokal dalam debat ke dua tadi malam 9 Mei 2018. Strategi meningkatkan devisa di luar karakter eksploitasi cenderung jadi sorotan utama,  dengan harapan menggali potensi lokal untuk menjawab peningkatan kesejahteraan. Belum lagi persoalan kronis banjir dan keamanan di Bumi Etam.  

Menurut penggiat Demokrasi Kaltim, Kahar Albahri mengatakan, dari penyampaian Visi misi, program dan gagasan paslon belum menyentuh permasalahan dan tantangan sda dan lingkungan Kaltim.“Hampir semua calon tidak punya visi perlindungan sumber daya alam. Solusi banjir tidak punya, solusi keamanan tidak ada, mereka lebih pencitraan ketimbang mendalami persoalan,” ujar Kahar.

Dia juga menyebutkan, salah satu paslon yang berwatakkan ekploitasi, hal ini terkait soal pengelolaan bentang karts mangkaliat.“Salah jika disimpulkan kawasan kars itu hanya 300 ribu hektar, bentang Karts di Mangkaliat mestinya dimaknai terhubung dengan permasalahan lainnya lantaran total luasnya mencapai 1,8 juta hektar,” Sebut mantan Dinamisator Jatam Kaltim

Ocha begitu dia disapa kembali menambahkan, Jangan sampai pemimpin Kaltim terpilih kembali melanjutkan pola ekploitasi. Daya dukung alam yang semestinya dipikirkan oleh para paslon yang sedang berkontestasi.

“Sektor pariwisata dengan keindahan alam itu sangat berpotensi dan peluang menjadi sumber devisa alternatif. Ditambah dengan potensi pengelolaan lahan dan pertanian seperti Beras gunung yang masuk katagori terbaik di Asia, Jangan terlalu bernafsu menghancurkan kawasaan kars dengan  Pabrik Semen” Sebut Ayah dua anak ini sembari tertawa.

Sementara dalam debat kedua, Rizal Effendi berposisi terhadap kesejahteraan pedesaan yang lebih diprioritaskan.“10 persen APBD kita mesti dialokasikan untuk pengelolaan lahan di pedesaan, selain berpeluang memperkecil angka kemiskinan, ini juga mendorong berkembangnya pertanian dan perkebunan kita,“ucap Walikota Balikpapan itu.

Ditanya terkait pengelolaan bentang Karts Mangkaliat, Walikota Balikpapan non aktif  ini menyebutkan adanya naskah akademik dengan melakukan penelitian atau riset mendalam terhadap batu kapur yang menjadi penyangga kehidupan disekitar bentang dan laut di dua Kabupaten Kutim dan Berau.

“Kita mesti melakukan riset terkait hal itu, karena ada sumber mata air yang bisa mendukung berkembangnya pertanian, selain itu berpotensi untuk adanya pengelolaan air minum kemasan yang dikelola masyarakat karena airnya yang berlimpah,“papar mantan Jurnalis Kaltim tersebut. (yoyok/digitalnews)