Samarinda - Maraknya Demonstrasi di berbagai daerah termasuk Kalimantan Timur (Kaltim) di Samarinda dan Balikpapan. Aksi ini merupakan bagian dari rangkaian demonstrasi di mana mahasiswa dan masyarakat sipil bersatu menentang revisi UU Pilkada yang dianggap mencederai keputusan MK dan mengancam integritas demokrasi Indonesia.
Demokrasi berasal dari negara Yunani dan diadopsi hampir semua negara-negara di dunia. Demokrasi adalah sihir kesesatan Paganis Yunani yang menempatkan kuasa dan kehendak Demos (Makhluk/Rakyat) di atas Theos (Tuhan) yang dengannya para penduduk bumi menyembah berharap keberkahan dan kesejahteraan. Dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat itulah ilusi slogan demokrasi yang mengatasnamakan kepentingan rakyat. Padahal faktanya kepentingan oligarki yang sangat berperan.
Penguasa sebagai pelaksana mandat undang-undang dan hukum sanggup menganulir dan mengutak-atik keputusan Mahkamah Konstitusi. Demokrasi bisa membeli dan merungubah hukum dan UU karena pembuatnya adalah manusia yang lemah, penuh sahwat dan ambisi kekuasaan. Sebaliknya, kekuasaan Allah Swt sebagai pencipta dan pengatur kehidupan manusia dan alam semesta tidak boleh ikut campur dalam urusan politik, hukum, muamalat dan ekonomi. Agama hanya dipakai dalam urusan ibadah mahdhoh, cukup sholat, puasa, zakat, haji yang memakai aturan dan syariat agama.
Kapitalisme dipakai sebagai tonggak ekonomi negara. Asas manfaat (maslahat) adalah tujuan utama sistem ini. Sungguh sebuah sistem batil dan merusak kehidupan itulah Demokrasi. Jurang kehidupan antara si kaya dan si miskin terbentang jauh dan dalam. Rakyat hanya sebagai alat suara untuk meraih kekuasaan. Bansos adalah ekonomi rakyat miskin untuk merayu rakyat jelata saat pemilu oleh rezim yang haus akan tahta dan ambisi kekuasaan. Oligarki adalah dalang yang dapat menyetir regulasi penguasa.
Sementara pemegang kekuasaan melenggang-lenggok dan duduk nyaman selama lima tahun bahkan lebih di tahta kekuasaan. Lebih parah lagi menginginkan kekuasaan yang abadi dengan jalan politik dinasti dan politik pragmatis.
Inilah wajah buruk sistem Demokrasi yang merupakan turunan murni kapitalisme sekuler. Sistem yang merusak dan akar masalah di berbagai bidang kehidupan. Sudah sepatutnya sistem Demokrasi ini dicampakkan sejauh mungkin dari lini kehidupan. Selanjutnya menggantinya dengan sistem yang shohih yaitu sistem Islam.
Sistem Islam adalah ittiba dari Rasulullah, memakai al Qur’an dan Sunnah sebagai landasan hukum yang shohih. Sedangkan demokrasi adalah sistem yang berasal dari Barat, jelas mendatangkan kemudharatan bagi negara yang mengadopsinya. Tidak ada perubahan hakiki dalam sistem demokrasi. Tidak ada peradaban yang cemerlang dalam demokrasi dan tidak ada Generasi penerus bangsa yang Sholeh dan Sholehah dalam demokrasi.
Hanya sistem Islam yang sudah terbukti melahirkan peradaban cemerlang. Peradaban Islam pernah eksis tiga belas abad lamanya. Mulai dari Rasulullah Saw sebagai pemimpin negara Islam pertama sampai Dinasti Utsmaniyah yang melahirkan generasi cemerlang.
Wahai Umat Islam sadarlah! Kita hanyalah seorang hamba tidak sepatutnya sombong dan melampaui batas dengan menjadikan manusia sebagai pembuat aturan dan hukum. Sesungguhnya Allah Swt yang berhak atas itu. Manusia hanyalah pelaksana aturan yang akan diminta tanggung jawab kelak di Yaumil Hisab.
Wallahu a’lam bissowab.
Oleh : Hasmiati A.md
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru