Share ke media
Opini Publik

Gangguan Mental Menjangkiti Generasi Saat Ini

13 Nov 2022 01:00:35386 Dibaca
No Photo
gambar ilustrasi : SIN PO.id - 4 Gangguan Mental yang Kerap Dialami Generasi Muda - 13 Agustus 2022

Samarinda - Tepat di Hari Kesehatan Mental sedunia, 10 Oktober 2022 sebuah peristiwa yang cukup mengejutkan dunia pendidikan. Seorang mahasiswa di universitas ternama di Jogjakarta melakukan bunuh diri dari sebuah hotel di wilayah setempat. Polisi melakukan pemeriksaan di wilayah tersebut dan menemukan surat terkait hasil pemeriksaan psikologi TSR dari Rumah Sakit JIH Sleman di dalam tas milik korban. Surat keterangan psikologis tersebut menjelaskan (bahwa) korban mengalami gangguan psikologis (kesehatan mental).

Kesehatan mental merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, termasuk membangun kesadaran akan pentingnya membangun mental yang kuat dan sehat. Namun beberapa dekade terakhir kesehatan mental menjadi masalah yang kompleks. Trennya semakin meningkat pascapandemi Covid-19. Bentuk gangguan mental menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antara lain depresi, bipolar, kecemasan, gangguan makan, dan skizofrenia. Bahkan, orang yang mengalami gangguan mental bisa sampai melakukan bunuh diri.

Faktor Penyebab Gangguan Mental

Gangguan mental makin banyak terjadi di tengah masyarakat. Begitupun pada diri remaja dan generasi muda saat ini yang cenderung rapuh dan tidak tahan dengan tekanan mental ataupun fisik. Faktor penyebabnya beragam serta kompleks, baik faktor internal maupun eksternal.

Kecenderungan menolak keadaan yang terjadi dan merasa tidak siap menerima qada Allah yang dipandang buruk menurut kacamata manusia mengakibatkan gangguan psikologis yang mendalam. Contohnya, trauma masa kecil, perubahan fisik (kegemukan atau obesitas), masalah fisik (penyakit), dan lainnya yang bersifat pribadi.

Faktor internal berasal dari dalam diri penderita gangguan kesehatan mental. Hal ini terkait dengan kemampuan seseorang dalam memahami kehidupan, mengambil solusi dari tiap problem yang dihadapi dan kesiapan mental menerima keadaan baik dan buruk yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. (qada). Faktor internal ini adalah problem ideologi/pandangan mendasar tentang kehidupan.

Bila salah meyakini ideologi, misal meyakini ideologi sekuler, baik kapitalisme ataupun sosialisme komunisme, maka gangguan kesehatan mental ini rentan mengancam. Semisal: tingginya kasus gangguan mental hingga bunuh diri di negara-negara barat sekuler. Bila meyakini dan memahami ideologi Islam yang sahih, maka gangguan kesehatan mental minm terjadi.

Adapun faktor eksternal berasal dari luar diri penderita gangguan kesehatan mental, seperti tekanan hidup karena faktor ekonomi yang menghimpit, tidak mampu bersosialisai (berteman), masalah pendidikan, keluarga, lingkungan, dsb. Kondisi keluarga yang tidak harmonis seperti sering terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perceraian, menjadi penyebab eksternal lainnya dari gangguan mental.

Sistem pendidikan termasuk faktor eksternal yang berpengaruh besar bagi pembentukan karakter generasi. Dimana pendidikan merupakan salah satu tonggak lahirnya generasi berkualitas suatu bangsa. Namun, kini yang terjadi, pendidikan karakter yang diusung ideologi sekulerisme justru menghasilkan output generasi yang rapuh dan bermasalah. Hal ini dikarenakan konsep kehidupan harus dipisahkan dari konsep dan pemahaman agama, dimana itu merupakan hal yang mustahil untuk dilakukan.

Kerusakan pada generasi saat ini terus menerus terjadi secara sistemik. Hal ini terjadi dikarenakan pola dan aturan kehidupan masyarakat saat ini yang sekuler- kapitalistik.

Faktor-faktor eksternal di atas sangat dipengaruhi oleh penerapan sistem kehidupan yang didasarkan pada ideologi. Ideologi sekuler seperti kapitalisme ataupun sosialisme komunisme dengan pembangunannya yang bersifat materialistik jelas mengabaikan pembangunan mental. Akibatnya kerusakan moral hingga gangguan mental menjadi problem sosial masyarakatnya.

Berbeda dengan ideologi Islam dengan kekhasannya menjadikan pembangunan fisik berdasarkan pada asas keimanan pada Islam, maka keimanan dan sikap mental masyarakat pun menjadi kuat, luhur dan mulia. Hal ini sejalan dengan pembangunan fisik yang dilakukan untuk mensejahterakan masyarakat agar mendukung keimanan dan ketakwaannya.

Peran Negara dalam Mengatasi Gangguan Mental

Dibutuhkan optimalisasi peran negara. Negara yang menerapkan sistem Islam secara kaffah akan meminimalkan, bahkan menghilangkan segala hal yang bisa menyebabkan rakyatnya mengalami gangguan mental karena permasalahan dalam berbagai aspek.

Sebagai contoh, negara memberikan pendidikan yang gratis pada seluruh warganya serta kurikulum yang berbasis pada ideologi Islam, sehingga terwujud generasi yang kokoh, dan berkeribadian Islam.

Melalui aspek medis, negara akan melakukan rehabilitasi medis dan nonmedis terhadap orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan mental, menyediakan tenaga-tenaga yang kompeten di bidangnya untuk siap melayani konsultasi dan perawatan yang mengalami gangguan, secara gratis.

Aspek hukum dan perundang-undangan, negara Islam akan membuat produk hukum yang mencegah terjadinya kejahatan dan memberikan sanksi tegas terhadap para pelaku kejahatan sehingga jera. Harapannya, tidak ada perilaku jahat rakyat yang menyebabkan orang lain mengalami gangguan mental dan sejenisnya.

Demikianlah gambaran solusi sistemis Islam mengatasi masalah gangguan kesehatan mental rakyatnya. Semua dilandasi kecintaan pemimpin kepada rakyatnya untuk menjalankan fungsi negara sebagai pelindung (junnah) atas rakyat. Wallahu a’lam bishshawab.. [ ]

Oleh: Novita Ekawati

disclaimer : Tulisan ini merupakan partisipasi individu masyarakat yang ingin menuangkan pokok-pokok fikiran, ide serta gagasan yang sepenuhnya merupakan hak cipta dari yang bersangkutan. Isi, redaksi dan narasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.