Share ke media
Opini Publik

Kerjasama Pariwisata Dikembangkan, Tatanan Kehidupan Sosial Masyarakat Dipertaruhkan

05 Feb 2023 11:38:29623 Dibaca
No Photo
Ilustrasi Gambar : liputan6.com - RI dan 3 Negara Ini Kerja Sama di Sektor Pariwisata - 26 Agustus 2016

Samarinda - Pemerintah terus menggenjot sektor pariwisata. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mengembangkan sektor ini. Mulai dari mengadakan event dalam rangka mempromosikan pariwisata setempat hingga menjalin kerjasama dengan kota yang pariwisatanya sudah terkenal secara nasional dan internasional. Sebagaimana yang dilakukan pemerintah daerah kabupaten Berau. Untuk mengembangkan sektor pariwisata di bumi Batiwakal (sebutan untuk kabupaten Berau) pemkab mengadakan kerjasama dengan Pemerintah Bali yang bertajuk B to B, from Bali to Berau. Kerjasama ini diharapkan menguntungkan sektor pariwisata ke dua daerah tersebut. (Berau post, 26/1/2023)

Bagai buah simalakama dengan pengembangan sektor pariwisata ini. Dimana satu sisi membawa keuntungan multidimensi, disisi lain mengancam tatanan kehidupan sosial masyarakat melalui liberalisme. Karena jika sektor ini terus digalakkan, maka arus liberalisme akan semakin kuat menggerogoti kehidupan sosial masyarakat. Mereka akan semakin jauh dari Islam. 

Nilai-nilai keislaman semakin terkikis seiring masuknya invasi budaya yang semakin tidak terbendung. Dimana tidak jarang kita menyaksikan budaya asing mewarnai daerah wisata. Seperti minuman keras, narkoba, seks bebas, kriminal, dan lain-lain.  Para wisatawan terutama wisatawan mancanegara sering sekali membawa gaya hidup liberal di negara mereka ke daerah wisata.

Salah satu contohnya mereka bebas memakai pakaian mengumbar aurat (seperti bikini) di jalanan umum. Meminum minuman keras sehingga tempat wisata harus menyediakan. Akhirnya industri pariwisata harus memenuhi permintaan para wisatawan walaupun itu bertentangan dengan adat istiadat terlebih agama yang dianut oleh masyarakat setempat. Maka ini akan berakibat rusaknya tatanan kehidupan sosial masyarakat. 

Tentu ini menambah permasalahan yang telah ada sebelumnya ditengah kehidupan masyarakat yang berpaham sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan). Oleh karenanya, kebijakan pengembangan sektor pariwisata ini patut dipertimbangkan. Apalagi negeri ini kaya akan SDAE. Pemerintah harusnya lebih fokus pada pengelolaan SDAE yang ada agar sepenuhnya dirasakan dan untuk mensejahterakan rakyat.

Pariwisata Dalam Pandangan Islam

Islam tidak melarang adanya objek wisata. Hanya saja, hal tersebut harus sesuai dengan syariat Islam. Meskipun memiliki nilai jual yang tinggi, sektor pariwisata tak akan diekploitasi. Pariwisata dalam Islam bukanlah sarana yang dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian. Karena sistem Islam telah memiliki sumber pendapatan yang tetap.

Dalam Islam segala sesuatu yang menjadi milik rakyat harus dijaga dan dikelola oleh negara. Kekayaan alam baik yang tampak dipermukaan maupun yang terkandung didalam bumi merupakan milik rakyat. Maka negara harus menjaga dan mengelolanya untuk kepentingan rakyat. Tak boleh diserahkan kepada swasta, apalagi asing dan aseng. Pengelolaan kekayaan alam yang tepat inilah menjadi sumber pendapatan tetap negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya secara gratis dan penunjang pembangunan negara. Sehingga negara tak menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan utama.

Oleh karena itu, Islam memandang pariwisata menjadi ajang tadabbur atas ciptaan Allah SWT dan untuk meningkatkan keimanan kepada-Nya, misal dengan melihat keindahan ciptaanNya. Sebagaimana Allah SWT berfirman :

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat men dengar? Karena sesungguhnya bukan lah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (QS al-Hajj: 46)

Dalam Islam, pariwisata bukan hanya untuk meraih materi, pendapatan dan kesenangan semata. Tetapi pariwisata menjadi tempat untuk dakwah Islam yang efektif. Karena selain menyodorkan keindahan alam yang merupakan bukti dari kemahabesaran Allah SWT, pariwisata juga menjadi tempat untuk memperkenalkan budaya Islam melalui peninggalan sejarah dan lain-lain. Sehingga membuat para wisatawan tertarik untuk mengenal Islam.

Maka sudah seharusnya pemerintah dan masyarakat menjadikan pariwisata untuk mengokohkan akidah umat dan menjauhkan bahkan menghilangkan semua pengaruh budaya lain yang bertentangan dengan Islam. Bukan malah membuka jalan masuknya budaya liberal dengan semakin dikembangkannya sektor pariwisata.

Wallahua’lam Bishowab

Oleh : Meltalia Tumanduk, S. Pi (Pemerhati Maslah Sosial)

disclaimer : Tulisan ini merupakan partisipasi individu masyarakat yang ingin menuangkan pokok-pokok fikiran, ide serta gagasan yang sepenuhnya merupakan hak cipta dari yang bersangkutan. Isi redaksi dan narasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.