Share ke media
Populer

Lestarikan Lingkungan, Pemkab Kukar Jalin Kerja Sama Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan

07 May 2025 06:00:4910 Dibaca
No Photo
Pemkab Kukar melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama kegiatan perdagangan karbon sektor kehutanan pada kawasan gambut yang berada diluar kawasan hutan dalam wilayah Kabupaten Kukar dengan PT Tirta Carbon Indonesia di Pendopo Odah Etam Tenggarong, Selasa (6/5/2025). (istimewa)

Tenggarong – Upaya pelestarian lingkungan terus dilakukan jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar). Salah satunya melalui kerja sama perdagangan karbon sektor kehutanan.

Terbaru, Pemkab Kukar melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama kegiatan perdagangan karbon sektor kehutanan pada kawasan gambut yang berada diluar kawasan hutan dalam wilayah Kabupaten Kukar dengan PT Tirta Carbon Indonesia di Pendopo Odah Etam Tenggarong, Selasa (6/5/2025).

“Isu global menjaga kelestarian lahan gambut menjadi gerakan yang sudah dimulai sejak beberapa dekade. Salah satu awal kegiatan pengelolaan lahan basah dan konservasi lahan gambut dimulai sejak peristiwa kebakaran besar di Indonesia pada tahun 2015,” ungkap Edi.

Lebih lanjut diterangkan, berdasarkan data Kementerian LHK sejak 2015 hingga 2019, kebakaran lahan di Indonesia mencapai luasan lebih 4,4 juta hektare. Sebanyak 50 persen area yang terbakar merupakan lahan gambut.

Luasan lahan gambut di Kukar, sebut Edi, lebih 110.094 hektare atau 4,04% dari total luasan kabupaten. Lahan-lahan gambut tersebut tersebar di lima kecamatan yaitu Kecamatan Kembang Janggut, Kenohan, Kota Bangun, Muara Kaman dan Muara Wis. Bentuk kerjasama dengan PT Tirta Carbon Indonesia ini merupakan bentuk investasi baru, khususnya dalam bidang perdagangan karbon.

“Kawasan yang dibentuk ini akan difokuskan pada upaya penghijauan dan pelestarian lingkungan. Untuk itu kerja sama ini akan berjalan dengan baik jika, mulai dari jajaran pemerintahan Tingkat Kabupaten, Kecamatan, hingga kepala desa, untuk mengawal pelaksanaan investasi ini secara serius dan bisa berjalan dengan baik,” urai Edi.

“Karena investasi di sektor perdagangan karbon ini merupakan hal yang baru,” tandasnya. (dn)