Share ke media
Wisata

Merawat Sungai Karang Mumus

13 Mar 2018 01:36:331115 Dibaca
No Photo
Merawat Sungai Karang Mumus

Kepedulian menjaga Sungai Karang Mumus di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) bukan semata perkara tugas dari kelompok tertentu. Tugas itu merupakan sinergitas kemitraan serta kerjasama (kolaborasi) semua pihak pemangku kepentingan.

Karena itu, pemberdayaan organisasi masyarakat serta seluruh elemen agar ikut berperan aktif dalam penyelamatan Sungai Karang Mumus. Pun begitu dengan Sekolah Sungai Karang Mumus.

Program swadaya masyarakat ini bukan program isapan jempol. Faktanya, program yang digagas oleh para penggiat kebersihan sungai di Samarinda, Kalimantan Timur ini, menuai dukungan dari pelbagai kalangan.

Dukungan itu misalnya datang dari Iswardati Hudzaifah. Kepala SMP Negeri 1 Samarinda ini mengatakan, kehadiran Sekolah Sungai Karang Mumus merupakan upaya yang baik untuk memperkenalkan anak-anak agar lebih mencintai sungai.

Menurut Hudzaifah, sekolah ini menyimpan harapan perbaikan sungai pada masa yang akan datang. Terkhusus, ketika suatu saat siswa-siswa yang nantinya memegang peran sebagai pengambil kebijakan, akan mengetahui pentingnya merawat lingkungan.

“Mereka supaya peduli dan tahu. Sebagai generasi muda masih banyak dan panjang waktu mereka. Nanti bisa menjadi seorang pejabat sehingga harus tahu bagaimana lingkungan yang ada di sekitar kita yang perlu kita perhatikan,” ujar Hudzaifah.

Dukungan lainnya datang dari Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Mariman Darto. Saat mengikuti diskusi tentang Sungai Karang Mumus, Mariman mengatakan gerakan mencintai sungai harus terus didukung.

Selain itu, komunikasi yang terbangun melalui diskusi harus diimplementasikan ke masyarakat agar gerakan ini semakin dikenal luas sehingga tanggung jawab untuk menjaga dan merawat sungai tidak dilakukan hanya satu kelompok saja.

“Bagaimana kemudian ada kesadaran bersama, ada semangat bersama untuk menjadikan ini sebagai gerakan sosial. Yang besar sekali, yang tidak bisa tersentuh oleh siapapun. Bahkan pemerintah sekalipun dan kemudian semuanya tergantung dengan ini,” ujar Mariman.

Saat ini, Sungai Karang Mumus di Samarinda menjadi sarana alur transportasi. Pun, sungai yang tampak jernih pada era 1970-an itu menjadi salah satu sebagai sumber bahan baku air minum bagi masyarakat Kota Tepian.

Namun, kondisinya saat ini tak seindah dulu. Sungai Karang Mumus saat ini kotor, keruh, dengan pemandangan seperti tempat sampah raksasa. (*)