Share ke media
Populer

Sekda Kukar Minta Jangan Ada Kesalahan Intervensi dalam Penanganan Stunting

13 Mar 2025 02:00:1340 Dibaca
No Photo
Sekda Kukar Sunggono. (istimewa)

Tenggarong – Sebanyak 12 organisasi perangkat daerah di Kutai Kartanegara (Kukar) melakukan penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) data keluarga berisiko stunting (KRS) Tahun 2024 dari Kementerian Kependudukan dan Pengembangan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Kaltim, Kamis (13/3/2025).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar Sunggono yang menyaksikan penandatanganan ini menyatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) bersama dinas instansi terkait lainnya, pemangku kepentingan dan seluruh stakeholder telah melakukan kerja sama dan kolaborasi yang solid dan handal. Dalam penanganan stunting di Kukar.

“Alhamdulillah sudah berjalan baik dan lancar,” ucapnya. 

Sunggono berharap dinas, instansi, atau OPD terkait segera mempelajari dan menindaklanjuti beberapa data potensi warga Kukar yang masuk keluarga risiko stunting yang diterima dari BKKBN Kaltim. Data akan menjadi dasar dinas instansi atau OPD yang mempunyai kewenangan untuk intervensi sensitif untuk menyelesaikan melalui beberapa program yang terkait dengan tupoksinya. OPD diharapkan bisa mempelajari data dan mengolah secara berbasis parsial. 

“Sehingga nanti dari data keluarga risiko stunting itu bisa kita ketahui secara pasti bukan hanya berdasarkan data di atas kertas. Kalau kita mengetahui data itu secara pasti berbasis secara persial dan jelas seperti apa kondisinya tidak akan terjadi kesalahan intervensi dari OPD,” terang Sunggono.

“Jangan sampai nanti mereka hanya melihat data di atas kertas saja, kemudian membuat program hanya kira-kira saja. Seperti yang mereka lakukan selama ini, ada yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan,” sambungnya. 

Karenanya Sunggono berharap mudah-mudahan dengan cara seperti itu penanggulangan stunting di Kukar jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Apalagi kebijakan Bupati Kukar saat ini bukan hanya pada penanganan anak stunting saja, melainkan lebih kepada tidak adanya penambahan kasus anak stunting baru. 

“Kalau penanganan anak stunting intervensinya sudah jelas di Kukar telah dilakukan pendampingan atau pengobatan melalui dokter anak yang terkoordinasi dengan rumah sakit,” tegas Sunggono. (dn)