KUKAR | Anggota DPR RI Aus Hidayat Nur saat melakukan reses di daerah Pemilihanya (Dapil), Kalimantan Timur, berkesempatan menyambangi Sultan Kutai Kartanegara XXI, Sultan Adji Muhammad Arifin di kediamannya.
Politisi PKS itu adalah satu-satunya Wakil Kaltim di Senayan yang ditempatkan pada komisi II DPR RI, salah satu giat kerjanya adalah mengawal proses pemindahan IKN.
Bersama Sultan, Aus juga berbincang soal kisruh pemindahan Ibukota Negara (IKN).
Berbeda dengan kunjungan-kunjungan sebelumnya, kunjungan kali ini sangat terasa persaudaraannya di tengah kerisauan dampak-dampak negatif pembangunan IKN. Tentu saja membuat Sultan Kutai terharu.
Sultan banyak bercerita tentang tanah-tanah Kesultanan. Ia menceritakan, Sebenarnya pasca pengumuman Presiden Joko Widodo terkait letak lokasi Ibukota Negara yang baru, Sultan Adji Muhammad Arifin merasa bersyukur karena Indonesia akan beribukota di daerah tempat kerajaan pertama di negeri ini.
Namun, dalam proses perpindahan ini, Sultan menyayangkan adanya potensi-potensi sengketa lahan. Utamanya adalah lahan-lahan milik keluarga Sultan yang telah turun-temurun.
Oleh karena itulah kehadiran KH. Aus Hidayat Nur ini membuat Sultan terharu. Seakan semua keresahan jiwanya dapat tersalurkan. Mengingat KH. Aus Hidayat Nur merupakan Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Timur yang bertugas di Komisi II dengan salah satu mitranya adalah Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
“Kami siap bantu mengkomunikasikan dengan pihak BPN, Sultan siapkan saja surat-suratnya. Terutama yang akan menjadi lokasi IKN, kita akan terus kawal agar tidak ada tanah-tanah kesultanan yang terzalimi,” pesan KH. Aus Hidayat Nur.
Dalam kesempatan kunjungan kali ini, KH. Aus Hidayat Nur juga menyerahkan Catatan Sidang I DPR RI 2019 - 2020 yang telah dilaluinya.
Sultan tampak senang menerimanya, karena merasa dihargai keberadaannya sebagai bagian dari mata rantai sejarah Indonesia.
“Kami ini semuanya tunduk pada pemerintah. Termasuk terkait keputusan perpindahan ibukota ini. Tapi hingga hari ini, tidak ada kami diajak bicara tentang perpindahan ibukota ini,” ujar Sultan menyayangkan.
“Jadi kami berharap kepada Pak Aus untuk menjadi penyambung masalah ini. Terima kasih telah berkunjung ke sini,” tutupnya saat KH. Aus Hidayat Nur hendak pamit.
(Jr)
Masukkan alamat email untuk mendapatkan informasi terbaru